.jpg)
MALANG- Kabar baik bagi anak-anak autis di Kota Malang khususnya dan Jawa Timur pada umumnya. Kini mereka tak perlu khuatir mencari tempat untuk mendapatkan layanan pendidikan setelah Kota Malang meresmikan Pusat Layanan Autis pada Jumat (1/6) pekan lalu. Keberadaan Pusat Layanan Autis di Kawasan Pendidikan Internasional Tlogowaru ini diharapkan akan semakin memberikan pelayanan yang maksimal terhadap anak-anak autis.
“Ini adalah satu-satunya Pusat Layanan Autis yang berada di Jawa Timur, kami berharap anak-anak autis akan terlayani dengan baik di sini,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Sri Wahyuningtyas usai peresmian. Ia menambahkan Pusat Layanan Autis ini didirikan di atas tanah seluas 6.000 meter persegi dengan fasilitas yang cukup lengkap. Yakni terdiri dari puluhan ruang pembelajaran dan terapis mulai dari ruang terapis wicara, autis klinik hingga pendidikan.
Kare
Sementara itu Direktur Pusat Layanan Autis, Kunti Nursanti menyebut Pusat Layanan Autis tersebut merupakan salah satu pusat layanan yang pertama kali berhasil didirikan di Indonesia. Sebab empat kota lainnya yakni Padang, Makasar, Mataram dan Bandung yang ditunjuk oleh Direktorat Pendidikan Khusus Layanan Khusus (PKLK) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI belum selesai penggarapannya.
“Karena itulah Pusat Layanan Autis ini bakal menjadi percontohan di Indonesia yang akan menjadi rujukan dan studi banding lembaga lainnya,” ungkap Kunti. Pusat Layanan Autis tersebut nantinya akan melayani anak-anak autis mulai usia 2 tahun hingga 12 tahun. Untuk mendukung keberhasilannya , kecuali fasilitas yang lengkap, disiapkan pula 15 pengajar yang andal.
“15 pengajar ini kami seleksi dari sekolah-sekolah negeri yang memiliki layanan autis yang tersebar di Kota Malang. Mereka sudah berpengalaman dan telah kami dukung dengan berbagai pelatihan,” terang Kunti.
Selain itu untuk menunjang pembelajaran dibangun pula kerjasama dengan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang akan melakukan pendampingan. Pendampingan itu dimulai sejak sebelum siswa masuk. Pada tahap awal ini calon siswa akan mendapat penanganan di ruang observasi sehingga model penanganan akan benar-benar sesuai dengan kebutuhan siswa.nia-KP
.jpg)
