.jpg)
 |
UMM- Malang Film Festival (MAFI fest) hadir kembali selama tiga hari, di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM tanggal 4-6 April) pekan lalu. Tentu kehadirannya mampu mengobati kerinduan bagi penggemar Festival film pendek.Sekitar 100 film bertema warisan budaya yang telah lolos seleksi, berlomba untuk menjadi yang terbaik.
Keenam katagori tersebut adalah film dokumenter dan fiksi mahasiswa, film dokumenter dan fiksi pelajar, serta film dokumenter dan fiksi Arek Malang.Sesuai dengan tema, ikon yang diangkatpun sangat dekat dengan warisan budaya, yakni alat transportasi dokar.
“Kami memilih dokar sebagai ikon MAFI Fest tahun ini karena sesuai dengan temanya yaitu warisan budaya. Dokar adalah alat transportasi yang ada dari zaman dulu hingga sekarang. Begitu halnya dengan filmyang bisa membawa kita ke masa lampau,” terang Rindya Fery Indrawan, Direktur MAFI Fest.
Acara yang telah diselenggarakan selama sembilan tahun ini sengaja memberikan kesempatan kepada pelajar dan mahasiswa untuk mengkritisi warisan budaya lokal yang ada di daerah masing-masing.
Sementara itu Daniel Rudi, Juri Film Pendek Dokumenter MAFI Fest 2013mengaku cukup terpukau dengan karya-karya yang dibuat oleh para sineas muda tersebut. “Mereka sangat pintar menerjemahkan tentang tema warisan budaya ini,” ucap Daniel.
Karena itu, lanjutnya hal yang diangkat pun sangat menarik. Diantara film yang menjadi perhatiannya adalah film Kampung Pencak (Malang)yang mengisahkan tentang salah satu kampung di Malang yang diisi oleh para seniman pencak silat. Selain itu ada Kisah Mbah Bener (Malang), The Harmony of Tolerance (Jogja), Gendang Belek (Lombok), dan masih ada tiga puluh satu film lain yang diputar selama MAFI Fest..nia-KP
.jpg)
