MALANG – Jangan kaget jika dalam waktu dekat ini akan ada penduduk Kota Batu yang berasal dari luar negeri. Mereka ini bukan wisatawan yang tengah menikmati the little Switzerland. Namun, mereka adalah relawan dari Amerika yang mendapat tugas untuk mengajar bahasa Inggris di SMA/SMK pinggiran di Kota Batu.
Selasa (10/3) lalu, sejumlah 20 relawan dari Amerika yang tergabung dalam Peace Corps diterima di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Selama tiga bulan mereka akan belajar bahasa dan budaya Indonesia, sebelum nantinya mengajar di SMA/SMK di Jawa Timur. Kehadiran relawan dari salah satu lembaga bentukan pemerintah Amerika Serikat ini akan difungsikan untuk meningkatkan pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah-sekolah menengah, terutama di daerah terpencil. Uniknya, untuk lebih memudahkan proses belajar, para relawan yang berusia antara 25-50 tahun ini akan tinggal di rumah penduduk di Kota Batu.
“Sudah ada 20 keluarga yang siap menjadi house family bagi para relawan selama mengikuti training di UMM,” ungkap senior Biro Kerjasama Luar Negeri, Dr Ahmad Habib MA.
Habib mengatakan, desa yang telah disiapkan sebagai basecamp hingga Juni ini yaitu Tlekung, Junrejo, Pandanrejo dan Giripurno. Menariknya lagi mereka harus hidup layaknya warga di desa tersebut. Mulai makan, minum sama persis menu warga. Tidak hanya itu, mereka harus melakukan aktivitas mencuci pakaian sendiri.
“Tidak ada yang istimewa, bila tuan rumah mencuci pakaian di sungai, maka bule-pun mencuci di sungai. Dan kami mohon agar penduduk memberikan informasi sebenar dan sedetail mungkin, jangan ada yang ditutup-tutupi,” ujar koordinator Piece Corps, Tango.
Tango berharap kehadiran relawan akan memberikan pengalaman yang tak terlupakan. Selama tiga bulan, relawan diharapkan menyatu dengan keluarga dan masyarakat. Culture Shock tentu akan terjadi di awal-awal kedatangan bule-bule ini. Tentu, di sini peran keluarga berperan penting dalam pembauran dengan masyarakat. ”Bantuan penguasaan bahasa dan budaya akan sangat membantu, meski di awal memang harus banyak penyesuaian,” kata Tango. .dik-KP