UMM Jembatani Kelola Sampah Jadi Gas

Author : Humas | Wednesday, October 22, 2008 01:49 WIB | Koran Pendidikan - Koran Pendidikan

MALANG- Pemkot Malang tengah menjajaki gas metan yang dihasilkan dari tumpukan sampah dengan salah satu lembaga konsultan dari Belanda, BGD Enginering yang merupakan mitra Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yang sekaligus menjembatani rencana tersebut. Langkah awal lalu pihak invenstor menawarkan pembangunan laboratorium untuk memantau Tempat Pembuangan Akhir Sampah Supit Urang di Kecamatan Sukun Kota Malang. "Untuk saat ini kita mau mengajak Pak Wali Kota untuk ke Belanda melihat pengelolaan di sana. Kita juga tengah menyiapkan laboratorium gas metan di lokasi TPA Supit Urang dan pihak Belanda sebagai investor itu kalau Pemkot Malang mau" jelas Prof Dr Laode Kamaludin, dari UMM kepada wartawan usai bertemu Wali Kota Malang, Peni Suparto MM.

 

Gas metan itu nantinya bakal dimanfatakan untuk berbagai macam diantaranya adalah sebagai sumber tenaga listrik. Sayangnya sampah Kota Malang umumnya merupakan sampah campur yang belum mengalami pemilahan dan pemadatan sehingga kepadatan sampah campur (mixed waste) adalah 134 kg/m3. Sedangkan untuk volume timbunan sampah di TPA Supit Urang hingga tahun 2006 sebesar 12.532.198 m3 merupakan potensi penghasil gas metan. Dengan masa operasional kurang lebih 17 tahun, maka TPA Supit Urang telah menghasilkan gas methan cukup besar mengingat fase produksi metana sebenarnya telah dicapai sejak 8 bulan setelah sampah ditimbun.


Berdasarkan Kyoto Protokol, Metana merupakan salah satu gas rumah kaca dengan potensi pemanasan global 21 kali lebih besar dibanding gas karbondioksida. Karena itu, pada tahap baseline akan dihitung emisi gas metana yang dihasilkan per tahun di TPA Supit Urang dengan asumsi TPA Supit Urang tidak digunakan lagi pada tahun 2007. "10 Tahun gas metan itu tidak bakal habis" jelas Laode. Dikalkulasikan nantinya pengelolaan gas metan bisa menghasilkan 5,56 ribu/kwh/tahun. " Dengan kata lain 463.334/kw/perbulan atau senilai 2,3 miliar kalau dirupiahkan" jelansya.

 

Belum lagi potensi pendapatan dari pihak Unesco untuk setiap meter kubik penghargaan pengelolaan gas metan. Penghasilan yang diperoleh dari penjualan pengeloalan gas metan versi Badan Pertimbangan Penelitian Fakultas Teknik Universitas Brawijaya selama 40 tahun adalah $ 5.105.465,26 atau sekitar Rp. 46 milyar dengan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika adalah Rp. 9.000,00. Penghasilan ini merupakan penghasilan kotor yang belum memperhitungkan faktor diskonto (discount rate). . bin-KP

Harvested from: http://www.koranpendidikan.com/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=1742
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: