UMM- ”Ing ngarso sung tulodo; Ing madyo mbangun karso;Tut wuri handayani”. Ungkapan dan pesan bijak dari tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantoro inilah yang kembali disampaikan dalam peringatan Upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Senin (2/5) lalu.
Dalam sambutan Rektor yang dibacakan oleh Pembantu Rektor II UMM, Mursidi, disampaikan betapa pentingnya meneladani sosok Ki Hajar Dewantoro tersebut. Dalam moto tersebut ada pesan yang sangat luhur. "Yakni bila menjadi pemimpin dapat menjadi teladan, bila berada di tengah bisa turut membangun dan dari belakang dapat menjadi penguat dan memberikan motivasi bagi perjalanan pendidikan," ucapnya.
Keteladanan tersebut diharapkannya bisa memperbaiki akhlak bangsa, sebab semakin baik akhlak bangsa maka akan semakin baik pula kondisi bangsa. "Salah satu contoh peristiwa tersangkutnya mahasiswa UMM dalam NII kami harapkan tak terjadi lagi,” imbuhnya.
Sementara itu, usai upacara peringatan Hardiknas di UMM juga diwarnai demo sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa untuk Rakyat Tertindas (SMART). Dimulai dari depan rektorat hingga depan kampus mereka meneriakkan beberapa tuntutan. Diantaranya tentang penolakan terhadap komersialisasi kampus.
"Berikan hak seluruh rakyat untuk mengenyam pendidikan. Turunkan harga pendidikan yang semakin selangit di kampus ini," demikian diantara teriakan mereka.
Menurut koordinator SMART, Kholid, tingginya harga pendidikan tersebut merupakan salah satu bentuk komersialisasi terhadap pendidikan. Usai berorasi di kampus mereka lantas berkumpul bersama mahasiswa dari perguruan tinggi lainnya se-Malang di bundaran Veteran. "Tuntutan lain yang kami sampaikan adalah tentang penurunan harga pendidikan di seluruh jenjang, realisasikan anggaran 20 persen ADBN," tuntutnya. .nia-KP