TEMPO.CO, Malang - Universitas Brawijaya Malang memperketat pengamanan pelaksanaan seleksi bersama mahasiswa perguruan tinggi negeri (SBMPTN). Menyusul terungkap sindikat perjokian dalam seleksi masuk di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) beberapa waktu lalu. "Setiap ruang dipasang kamera pengawas," kata Pembantu Rektor bidang akademik UB Malang, Bambang Suharto, Kamis 16 Mei 2013.
Sehingga gelagat peserta ujian akan teramati dan terekam langsung. Selain itu, peserta juga akan diperiksa dengan alat metal detektor setiap masuk ruang ujian. Peserta juga akan diperiksa oleh petugas sebelum memasuki ruang ujian. Pemeriksaan dilakukan sesuai jenis kelamin, petugas perempuan akan memeriksa peserta perempuan. Sebab, pelaku perjokian menyimpan peralatan komunikasi di bagian tertentu yang tersebunyi dan sulit dideteksi.
"Pengawas harus jeli," katanya. Ia juga mengingatkan calon peserta agar tak mudah percaya dengan tawaran joki. Termasuk bocoran soal dan jawaban ujian, karena banyak yang melakukan penipuan dengan model tersebut. Pelaksanaan SBMPTN diselenggarakan mulai 18-19 Juni 2013.
Tahun lalu, Kepolisian Resor Malang Kota membongkar jaringan perjokian di Universitas Brawijaya. Besar biaya melalui joki bervariasi antara Rp 190 juta-Rp 300 juta. Polisi menangkap tiga pelaku dan sempat menahannya. Namun, polisi melepaskan pelaku karena tak menemukan unsur pidana untuk menjerat pelaku.
Sementara itu, Pembantu Rektor bidang akademik Universitas Negeri Malang, Hendyat Sutopo menyampaikan jika akan menggunakan peralatan khusus untuk mencegah perjokian. Ia enggan menyebut peralatan yang dimaksudkan. Namun, peralatan tersebut akan digunakan juga oleh PTN yang menyelenggarakan SBMPTN "Dijamin SBMPTN bebas dari praktik joki," katanya.