Kuliah di jurusan matematika tak membuat Fitri Linda Sari mengabaikan kegemarannya mengolah makanan. Sebaliknya, mahasiswa semester II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini semakin getol mengutak-atik berbagai buah dan sayur untuk dijadikan makanan. Salah satu karyanya adalah mengolah buah talok atau kersen (Muntingia calabura) menjadi dodol dan keripik.
Bersama rekan satu tim, Fitri kemudian mengikutkan karyanya ini dalam ajang Gelar Produk Inovasi Mahasiswa di ITS, Surabaya, April lalu. Hasilnya? Ia berhasil menyabet gelar juara III. "Aku makin semangat berkreasi," katanya kemarin di kampus UMM.
Fitri berkisah tentang kesukaan olah-mengolah makanan ini. Kata dia, hobinya ini berasal dari ibunya. Saat duduk di bangku SMA, gadis kelahiran Malang 1990 ini sudah sering membuat makanan sendiri.
Tak puas dengan bahan yang sudah biasa dipakai, Fitri pun mencoba buah yang tak umum diolah. Pilihannya jatuh pada buah talok. Ia mendapatkan ide mengolah talok karena sering melihat buah talok berserakan di bawah pohon. Padahal buah ini bisa dimakan dan berasa manis. "Sayang jika tak dimanfaatkan," ujarnya.
Fitri pun mulai mencoba. Dari berbagai percobaan, Fitri berhasil mengolahnya menjadi dodol. "Awalnya aku ingin membuat selai. Karena cukup kental, kujadikan saja dodol," tutur alumni SMAN 1 Kota Batu ini.
Fitri yakin hasil kreasi ini bisa dimanfaatkan masyarakat sebagai alternatif pangan. Biaya pembuatannya juga murah. Buah talok juga mudah didapat. "Saat gelar produk, dodol dan keripik talok laris manis," kata mahasiswa yang punya hobi membaca ini.
Fitri berniat tak akan berhenti berkarya. Dia sudah merencanakan akan memanfaatkan kulit ketela pohon sebagai makanan. Mau dibuat apa? "Rahasia. Tunggu saja hasilnya," katanya. Bibin Bintariadi