Para MURid berfoto bareng peserta upacara yang lain.
Muhammadiyah University Riders (MURid) ikut mengisi acara Agustusan di Pujon Hill Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Klub motor yang beranggotakan dosen dan karyawan UMM ini turut mengikuti Upacara Detik-detik Proklamasi 17 Agustus dan menjadi saksi pengibaran bendera besar berukuran 22 meter X 8 meter di tebing puncak Pujon Hill UMM.
“Ini ada undangan mengikuti upacara di Pujon Hill UMM,” tulis Zakarija Achmat, S.Psi., M.Si., kepala sekolah MURid di WA Group (WAG) MURid.
Serupa dengan upacara 17 Agustus yang digelar pemerintah di dua tempat yakni di Ibukota Negara Nusantara (IKN) dan di Istana Negara di Jakarta, UMM juga menggelar upacara bendera memperingati Kemerdekaan RI yang ke-79 di helipad kampus 3 UMM dan di hutan Pujon Hill UMM.
Saya putuskan ikut bergabung bareng anggota MURid yang lain setelah surat tugas diunggah Kepala Sekolah MURid. Disampaikan Pak Jek, sapaan akrab Kepala Sekolah MURid, bahwa yang ikut upacara di Pujon Hill UMM berangkat dari Bengkel Rinjani UMM tepat pukul 6.30 pagi, Sabtu, 17 Agustus 2024.
“Mending berangkap pukul 6 pagi, mengantisipasi ada yang molor,” begitu tulis Bayu di WAG MURid. Namun Pak Jek menegaskan pokoknya jam 6.30 diharapkan sudah berangkat menuju Pujon Hill UMM.
Beberapa teman menulis list peserta yang ikut berangkat ke Pujon Hill. Tak semua anggota MURid mengisi daftar karena banyak juga yang lebih memilih upacara di helipad kampus.
Saya lihat di daftar ada nama Jek, Eka, Bayu, Ari, Nurudin, Mujiono, Fuad, Luqman, Kusno, Rully, Yunan, dan beberapa teman lain. Sementara Mahfud, Adhyatman, dan Zamzami, lebih memilih berbaju adat, berpakaian profesi dan upacara di helipad UMM.
“Pak Mahfud habis beli baju adat Madura, maka lebih memilih ikut upacara di helipad kampus sambil pakai baju baru,” tutur salah satu teman MURid.
Dalam kegiatan ini MURid juga bergabung dengan UMM Adventure (Ummad) dan Bikers Muhammadiyah (BikersMU) chapter Malang.
Bagi MURid, Pujon Hill UMM bukanlah tempat yang asing. Sejak awal, beberapa kegiatan di Pujon Hill UMM anggota MURid biasanya terlibat. Kali ini MURid cukup lama tidak touring ke Pujon Hill. Apalagi sejumlah fasilitas baru juga telah selesai dibangun dan semakin melengkapi sarana di hutan yang dikelola kampus UMM itu.
Kami para MURid berkumpul di Bengkel Rinjani sesuai kesepakatan. Pukul 6.30 saya sudah di lokasi. Berangsung beberapa teman lain menyusul. Ada Pak Mujiono dengan motornya yang penuh lampu sorot khas gaya motor touring. Pak Eka kali ini menggunakan motor klasik dengan twin knalpot. Seperti biasa, Pak Jek dengan tunggangan kesayangannya, yang biasa teman-teman menyebutnya motor Izum, dengan dobel knalpot 250 CC, serupa dengan motor Pak Mahfud. Hanya punya Pak Jek black color, sementara pak Mahfud red color. Pak Bayu, Pak Ari, Pak Nurudin, Pak Lukman, Mas Kusno, Pak Rully, dan saya, dengan kuda besi kesayangan masing-masing.
MURid memang klub motor segala merek, segala CC, segala jenis. Motor klasik, retro, naked, modern, trail, bebek, dan mesin kanan tak dilarang di MURid. Bagi MURid, yang utama adalah persaudaraan dan kekeluargaan, bukan klub adu balap dan ugal-ugalan di jalan. MURid itu klub motor santun. Kalau mau diselip kendaraan lain, dengan sukarela mempersilahkan dan memberikan jalan. Karena di MURid bukan soal adu cepat. Motoran bareng MURid itu menikmati perjalanan, tadabur alam, mensyukuri nikmat dan kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa.
Waktu telah menunjukkan pukul 7.15. Semua MURid yang menyatakan bersedia ikut dalam touring menuju Pujon Hill sudah datang semua. Motor sudah berjajar di halaman depan Bengkel Rinjani UMM. Seperti biasa, sebelum pemberangkatan semua berpose. Foto Bersama untuk dokumentasi dan konten media sosial masing-masing. Untuk jejak digital yang kelak bisa jadi warisan anak cucu.
“Ayo, kita foto dulu, di belakang dan di depan motor masing-masing, “ begitu pinta Kepala Sekolah MURid.
Cuaca pagi itu cukup dingin. Semua sudah dengan costum touring masing-masing. Semua juga memakai rompi kebesaran MURid. Perjalanan di mulai. Pak Eka yang kali ini jadi road capten. Perjalanan kali ini rutenya cukup pendek. Semua terlihat enjoy dan menikmati perjalanan pagi dengan angin semilir dan diselimuti kabut pagi. Menyusuri jalanan Soekarno Pendem, lanjut jalan kembar Batu, Museum Angkut belok kanan, Taman Makam Pahlawan, Songgoriti, Payung, Pujon, hingga pintu masuk Pujon Hill UMM.
Pak Tatag Muttaqin, Kepala Biro Administrasi Kemahasiswaan dan Alumni UMM sekaligus komandan yang babat alas Pujon Hill sudah siap menyambut rombongan kami. Setelah memarkir motor, kami berfoto bersama dengan semua yang hadir. Ada bapak ibu dosen, ibu-ibu ‘Aisyiyah, sejumlah pengurus Muhammadiyah, adik-adik pecinta alam Dimpa UMM, Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana) UMM, dan banyak lagi yang lain.
Saat melintasi jembatan bambu menuju lapangan upacara, kami juga sempatkan berfoto bersama. Pokoknya isinya banyak foto-foto dan tertawa bareng. Itulah yang terjadi setiap kebersamaan bareng MURid.
Semua peserta upacara menuju lapangan yang sudah tertata rapi. Terlihat tiang bendera dengan pondasi semen yang sepertinya belum kering sempurna. Sepertinya tiang benderanya baru dipasang. Sejumlah petugas upacara sudah bersiap di posisi masing-masing. Kami para MURid bergabung diantara barisan peserta upacara. Upacara Detik-detik proklamasi dipimpin langsung inspektur upacara Wakil Rektor III UMM, Dr. Nur Subeki, ST. MT.
Upacara berlangsung khidmat dan lancar. Satu demi satu urutan prosesi upacara berlangsung hingga komandan upacara membubarkan barisan. Para MURid pun bubar dari barisan dan berfoto bersama di lapangan yang tak seberapa luas itu. Suasana jadi ramai dengan teriakan yel-yel saat foto bersama. Sepertinya upacara di tengah hutan ini jadi pengalaman baru bagi para MURid dan kebanyakan peserta yang lain.
Kami semua selanjutnya menuju Hidden Camp Pondok Koeboed Pujon Hill UMM. Di kafe berkonsep Joglo itu sudah siap makanan yang mengundang selera.
Ada aneka menu makanan tradisional seperti urap-urap, ikan asin, dadar jagung, sayur lodeh tewel, sambal, dan krupuk. Kami para MURid segera menyantap aneka hidangan itu dengan lahap karena saat berangkat sepertinya banyak yang belum sarapan karena masih terlalu pagi.
Mas Ali, salah satu teman kami ternyata sudah menyiapkan susu segar panas. Bergantian diantara kami menuang susu dalam gelas kecil dan menikmati susu panas di tengah hawa sejuk hutan Pujon Hill yang semakin tertata dan asri itu. Selain ada kafe yang nyaman, ada pula tempat camping atau berkemah, serta beberapa kamar menginap. Tempat ini sangat cocok untuk liburan atau healing keluarga.
Sarapan pagi terasa super nikmat bersama para MURId dan peserta upacara yang lain pagi itu. Tak jarang diantara kami tertawa lepas karena beberapa lelucon yang muncul. Sangat akrab dan gayeng obrolan para MURid sambil makan urap-urap dan sayur tewel bersama.
Di tengah acara makan itu, Pak Jek harus melayani wawancara dari senior kami, Pak Habib untuk konten YouTube-nya.
Acara berlanjut ke tebing puncak Pujon Hill UMM. Acaranya adalah pengibaran bendera besar berukuran 22 meter X 8 meter yang akan dilakukan oleh mahasiswa pecinta alam UMM. Tak semua MURid ikut menuju tebing guna menyaksikan pengibaran bendera. Saya, Pak Nurudin, Pak Bayu, Pak Ari, Pak Luqman, Mas Kusno, dan Pak Rully memutuskan ikut menyusuri jalanan menuju tebing tempat pengibaran bendera. (*). (bersambung,...)