Batu, 16 Agustus 2024 — Bullying di internet menj adi masalah yang semakin mengkhawatirkan di era modern, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Di SDN Tlekung 1, Kota Batu, kelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dari program Pengabdian kepada Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) kelompok 102 Gelombang 8 menyadari pentingnya masalah ini dengan mengadakan berbagai kegiatan edukatif yang berfokus pada anti-bullying.
Lima siswa UMM Farrel, Alfa, Dewa, Aca, dan Lady merancang program khusus untuk siswa kelas lima yang berfokus pada mencegah bullying, terutama cyberbullying. Para siswa tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga membangun hubungan emosional dengan siswa melalui rangkaian kegiatan yang berlangsung dengan interaksi yang hangat.
Untuk memulai tahap awal, pendekatan personal digunakan untuk mengenal lebih dekat anak-anak SDN Tlekung 1. Suasana yang ramah dan ceria menciptakan lingkungan yang nyaman bagi para siswa untuk berbicara dengan orang lain.
Selain itu, kami mengajarkan etika dan moral, menanamkan prinsip-prinsip penting tentang cara berperilaku baik dan menghargai satu sama lain. Sebelum masuk ke diskusi yang lebih spesifik tentang bullying, materi ini menjadi dasar yang sangat penting.
Tema besar cyberbullying mulai muncul pada tahap berikutnya. Anak-anak dididik untuk memahami apa itu bullying di internet, bagaimana itu berdampak, dan cara mencegahnya. Diskusi interaktif memungkinkan siswa berbagi pengalaman dan pengetahuan mereka tentang perilaku bullying di internet.
Kegiatan tidak terbatas pada pembelajaran. Selain itu, Kami mengajak siswa untuk praktik membuat pot tanaman dari botol bekas dan menghiasnya dengan cara yang kreatif. Selain mengalihkan energi anak-anak ke kegiatan positif, kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan rasa cinta lingkungan dalam diri mereka.
Para siswa juga diajarkan cara dasar bercocok tanam dan diberi rasa tanggung jawab atas perawatan tanaman mereka.
Pada sesi terakhir sekaligus sesi yang menurut saya paling emosional, kami mahasiswa UMM mengajak anak anak untuk meluapan isi hatinya ke sebuah kertas selain untuk mengetahui sejauh mana anak-anak mengenali dirinya sendiri kami juga membuat forum diskusi yang anak-anak rasakan selama 5 tahun menjadi murid sekaligus teman.
Suasana menjadi canggung karena anak-anak enggan mengutarakan isi hatinya, tapi dengan dorongan kakak-kakak PMM yang mulai bercerita tentang kesan-kesannya selama berada di kelas 5 SDN Tlekung 1, perlahan-lahan satu persatu siswa mulai terbuka tentang kesulitannya dalam belajar, bersosialisasi, dan berteman. Sesi ini sangat penting dalam proses membangun rasa empati dan pemahaman satu sama lain di antara siswa.
Kegiatan tidak akan selancar ini tanpa dukungan dari pihak sekolah SDN Tlekung 1, pada kegiatan ini tidak hanya berkesan bagi siswa-siswa, namun juga sangat berkesan bagi kami mahasiswa. Program ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang benar dan pengarahan yang tepat dapat membuat siswa-siswa mendapat lingkungan belajar dan sosial yang lebih sehat dan nyaman.
Farrel, koordinator kelompok PMM, berkata, "Saya dan teman-teman berharap setelah apa yang kami lakukan dapat membawa hal positif seterusnya bagi anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa, semoga anak-anak selalu mengingat semua hal positif yang telah kami berikan sehingga kedepannya akan tercipta lingkungan yang sehat dan nyaman tanpa adanya bullying lagi." Dia menyimpulkan rangkaian kegiatan dengan harapan besar untuk masa depan yang lebih baik bagi siswa SDN Tlekung 1.