Revitalisasi Pertanian: Pengenalan Pupuk Ecoenzym oleh Mahasiswa PMM UMM

Author : Humas | Wednesday, August 14, 2024 07:07 WIB | kumparan -

 Tim PMM kelompok 107 bersama kelompok taniTim PMM kelompok 107 bersama kelompok tani

Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) adalah sebuah program yang bertujuan untuk menciptakan inovasi baru yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat. Program ini menjadi wadah bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang untuk memberikan kontribusi nyata dan berkelanjutan, sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat dan tanggung jawab sosial.

Melalui PMM, mahasiswa tidak hanya belajar menerapkan ilmu yang telah diperoleh, tetapi juga berperan aktif dalam membawa perubahan positif bagi lingkungan sekitar.

Pada Selasa, 13 Agustus 2024, Tim PMM UMM Gelombang 3 Kelompok 107, yang beranggotakan, Putri Nayla Sabri (Koordinator), Ayu Lestari (Bendahara), Rukiah O.S Namakule (Sekretaris), Sofiatul Fadhila (Humas), Siti Soviana Romlah (Publikasi dan Dokumentasi) dengan Bapak Havidz Ageng Prakoso, S.IP., M.A. sebagai Dosen Pembimbing Lapangan, telah melaksanakan salah satu program kerja kami di Desa Sumbersuko, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan.

Tim PMM UMM mengembangkan pupuk organik berbasis ecoenzym dengan memanfaatkan limbah dapur yang tidak layak pakai. Limbah tersebut diolah menjadi bahan dasar pupuk organik ecoenzym, sebuah inovasi yang tidak hanya mengurangi sampah organik dan limbah kimia sintetis, tetapi juga meningkatkan kualitas tanah secara berkelanjutan.

Program ini bertujuan untuk mendalami pengolahan limbah secara efektif serta berkontribusi pada pelestarian lingkungan.

Tim PMM juga melakukan sosialisasi mendalam mengenai manfaat dan keunggulan cairan ecoenzym serta pupuk organik ecoenzym. Pupuk organik ini efektif dalam meningkatkan kesuburan tanah karena kandungan enzimnya yang mempercepat proses dekomposisi bahan organik, meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman, dan merangsang pertumbuhan mikroorganisme tanah yang bermanfaat.

Selain itu, ecoenzym juga berfungsi sebagai filter udara, herbisida dan pestisida alami.

Warga sangat antusias terhadap program ini. Sosialisasi telah meningkatkan pemahaman mereka mengenai manfaat pupuk organik ecoenzym, yang sebelumnya belum dikenal oleh kelompok tani.

Daya tarik tambahan dari ecoenzym terletak pada proses pembuatannya yang sederhana dan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan pupuk kimia.

Bapak Toha, selaku Ketua Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Desa Sumbersuko, memberikan tanggapannya dalam sesi diskusi terbuka, "Saya juga mempunyai produk serupa seperti cairan ecoenzym tetapi bedanya hanya bisa di jadikan sebagai pupuk organik cair saja, dengan adanya sosialisasi ini saya mendapat pemahaman baru tentang manfaat cairan ecoenzym ini, mengingat kadar kelembapan tanah disini adalah 6% sementara kelembapan tanah yang bagus berkisar dari 50%-70% maka dari itu tanah di sini harus di netralkan kembali, mungkin penggunaan cairan ecoenzym dapat membantu menetralkan kembali tanah yang kering ini," ujarnya.

Dengan sosialisasi tentang manfaat ecoenzym ini, kami berharap kelompok tani di Desa Sumbersuko dapat memanfaatkan pupuk organik ini secara efektif pada komoditas pertanian mereka.

Selain itu, kami juga berharap ini dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan mendorong perubahan signifikan yang akan meningkatkan keberlanjutan dan produktivitas sektor pertanian di desa tersebut.

Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: