LENSAINDONESIA.COM: Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie dihujani pertanyaan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Pertanyaan-pertanyaan tersebut disampaikan civitas akademika itu saat ARB memberikan kualiah umum di Dome UMM, Sabtu (06/04/2013).
Saking banyaknya mahasiswa yang hendak mengajukan pertanyaan, ARB meminta rombongannya untuk tidak makan di UMM. Dia mengajak makan di pesawat.
“Sebab, pesawat saya harus take off pukul 13.00 WIB,” katanya setelah melihat banyak mahasiswa yang hendak mengajukan pertanyaan dalam dialog tersebut.
ARB dengan telaten dan penuh kesabaran menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan mahasiswa itu. Mulai dari persoalan dalam negeri hingga luar negeri yang berkaitan dengan Indonesia. Misalnya, soal aspek pertanian, perekonomian, transportasi hingga masalah lingkungan.
Yang paling menarik, kata dia, soal banyaknya tenaga ahli Indonesia yang justru berkarya di negeri asing. Mereka keluar dari Indonesia, dan dimanfaatkan negara lain dengan alasan di Indonesia kurang mendapat perhatian. Misalnya ahli pertanian dan teknologi.
Menurut ARB, banyaknya orang Indonesia yang memiliki keahlian, tapi tidak dimanfaatkan untuk bekerja di dalam negeri. “Makanya, pemerintah berkewajiban membangun insfrastruktur yang memadai. Harapannya agar potensi yang ada bisa termanfaatkan secara otimal,” katanya.
Dia memberikan contoh soal disparitas dan pertumbuhan perekonomian. Menurutnya, bila pertumbuhan perskonomian Indonesia luar biasa. Nomor dua di dunia setelah China.
Namun, lanjut dia, disparitas atau kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin juga semakin tinggi. Kondisi tersebut, dipicu oleh kebradaan infrastruktur yang kuang memadai.
Aburizal mengaku sangat mendukung pemikiran mantan Presiden RI BJ Habibie. Menurut dia, teknologi memang perlu mendapatkan pemikran dan penanganan secara khusus. Ke depan, seharusya transportasi di Indonesia sudah lebih banyak menggunakan pesawat. “tu akan lebih efektif,” katanya.
Menyinggung soal lingkungan, dia menegaskan bahwa Indonesia memang merupakan negara penghasil oksigen kedua terbesar dua. “Nah, kita tidak boleh lagi dibodohi negara lain masalah lingkungan ini. Negara maju penyumbang polutan harus diajak bareng untuk ikut menjaga hutan-hutan Indonesia yang menjadi filter terhadap rusaknya ozon itu,” jelasnya.
Karena itu, dia berharap para mahasiswa dan civitas akademika seperti UMM ikut memikirkan bagaimana pembangunan Indonesia ke depan. Sehingga pada tahun 2045 Indonesia sudah menjadi negara termaju di dunia.