(Foto: Ajie Dewa Roisky-lensaindonesia.com)Cawapres Jusuf Kalla dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meresmikan Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang, Selasa (17/06/2014
LENSAINDONESIA.COM: Calon wakil presiden (cawapres) Jusuf Kalla bersama Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri meresmikan Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (RS UMM), di Kota Malang, Jawa Timur Selasa (17/06/2014).
Keduanya juga berkeliling melihat fasilitas di rumah sakit tersebut.
Baca juga: Luncurkan tiga 'kartu sakti' di Kantor Pos, Jokowi diserbu warga dan Andi Widjajanto resmi jabat Seskab
“Kebutuhan layanan kesehatan terus meningkat, karenanya dibutuhkan kualitas yang baik mulai dari dokternya dan rumah sakitnya,” kata Jusuf Kalla (JK) dalam sambutannya.
Menurutnya, bangsa yang besar akan selalu meningkat kebutuhannya. Termasuk kebutuhan layanan kesehatan.
Diketahui, JK diundang kapasitasnya sebagai anggota Dewan Pembina Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Islam.
Sebelum menghadiri peresmian RS Universitas Muhammadiyah Malang, JK menyempatkan diri berkunjung ke sentra usaha kecil menengah (UKM) keripik tempe Sanan, Kota Malang. Dia juga menggelar pertemuan dengan para tenaga kerja Indonesia (TKI) di sebuah rumah makan.
Sementara itu, Megawati Soekarnoputri dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas sumbangsih Muhammadiyah dalam memajukan bangsa.
“Terima kasih kepada Muhammadiyah atas baktinya mendirikan rumah sakit. Layanan kesehatan kita juga butuh pemerataan di daerah-daerah lainnya,” kata Megawati.
Pada kesempatan tersebut Mega juga mengaku prihatin terhadap banyaknya balita di Indonesia yang mengalami gizi buruk.
Ia meminta agar tingkat gizi buruk yang selama ini sering terjadi harus ditekan. Sehingga, tidak banyak balita dan ibu melahirkan yang meninggal dunia.
“Selama ini bertambahnya angka kematian balita disebabkan kurangnya gizi. Kekurangan gizi itu tidak hanya pada bayi tapi juga dialami ibunya yang melahirkan. Saya tekankan supaya balita jangan sampai kekurangan gizi,” paparnya.
Lantas dia menyebutkan data yang diketahui. Menurut dia tahun 2013 angka kematian ibu mencapai 5.019 jiwa. Itu terjadi sebagian besar saat ibu sedang hamil atau menjalani proses persalinan.
Sedangkan pemerintah belum bisa menekan angka kematian serendah mungkin. Alasannya, angka kematian ibu (AKI) perbandingannya 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) mencapai 32 per 100 kelahiran hidup.
Angka tersebut relatif tinggi. Mega berharap angka kematian ibu dan anak balita itu bisa ditekan. Sebab, kata dia, balita merupakan aset masa depan. Sehingga, gizi balita dan ibu hamil serta melahirkan harus mendapatkan perhatian serius agar balita yang dilahirkan sehat dan cerdas.
Menurut Presiden Ri Kelima itu, kedokteran bisa menerapkan ilmu dan teknologi lebih baik lagi. Sebab, diakui Mega, bila untuk menjalani jenjang pendidikan kedokteran makan biaya yang sangat fantastis mahalnya. Biaya praktek saja, imbuh dia, memerlukan dana hampir Rp 250 juta rupiah.
“Karena itu, rektor universitas lain terutama Rektor Universitas Muhammadiyah Malang saya berharap ada penekanan angka biaya untuk mahasiswa kedokteran. Sehingga, biaya kesehatan bisa terjangkau masyarakat,” pungkas dia. @putut_aji_dr