LENSAINDONESIA.COM: Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Dr Moeldoko merasa terharu bisa mengunjungi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Ia mengaku selama ini sering melewati UMM sembari berangan-angan, kapan diundang bersilaturrahim di kampus yang menurutnya amat megah ini.
Angan-angan Jenderal asal Kediri itu akhirnya, kesampaiann ketika menjadi narasumber pada Studium General di UMM Dome, Jumat (17/1/14). Di hadapan 3.000 mahasiswa, Moeldoko dikukuhkan sebagai Keluarga Kehormatan UMM oleh Rektor UMM, Dr. Muhadjir Effendy, MAP.
Pengukuhan itu ditandai dengan penyematan jas almamater dan topi kebesaran UMM. “Bagaimana, apakah saya lebih gagah dengan jas ini?”, tanya Doktor Administrasi Publik jebolan Universitas Indonesia (UI) ini, dengan nada canda. Spontan disambut jawaban serentak mahasiswa mengiyakan dan geer.
Didampingi sejumlah pejabat TNI, seperti Pangdam V Brawijaya, Panglima Armada Timur dan Komandan Pangkalan Udara
Abdurrahman Saleh, PanglimaTNI memang terlihat gagah dan lebih muda dengan jas merahnya.
Selanjutnya, Moeldoko memotivasi agar mahasiswa terpanggil menjadi bagian dari pencetus perubahan bangsa ini. Ia
mencontohkan Panglima Besar Sudirman, seorang guru yang terpanggil berjuang demi bangsa.
“Sudirman harus menjadi inspirasi Anda, karena ia adalah seorang Muhammadiyah sejati seperti halnya Anda semua,”
tandasnya.
Berkaitan dengan persoalan kebangsaan, Moeldoko menilai pasca reformasi, nilai-nilai baru bangsa belum ditemukan,
sementara nilai-nilai lama telah ditinggalkan. Empat pilar bangsa, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) seakan telah uzur ditelan waktu.
Menurut Moeldoko, nilai-nilai luhur kebangsaan kita telah didangkalkan oleh gaya hidup baru yang serba instan, suka ikut-ikutan dan malas bekerja keras.
“Implikasinya, kita menjadi bangsa yang tidak siap berkompetisi dan terlalu mudah mengandalkan negara lain,” ujarnya.
Moeldoko mencontohkan kebiasaan kita yang suka mengimpor, mulai dari impor beras, impor gula dan garam, hingga impor daging. “Sekarang ini rasa-rasanya kita tidak bisa mandiri. Kita seakan jadi bangsa yang sedang diinfus, jika infusnya dicabut wafatlah kita,” tegas Panglima yang baru saja meraih gelar Doktor dengan predikat cumlaude dari UI ini.
Rektor UMM, Dr. Muhadjir Effendy, MAP menyebut selama ini UMM telah menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai
jajaran TNI. Ia mencontohkan UMM yang selalu menghadirkan tokoh dari TNI dalam pelepasan mahasiswa baru. “Karena itulah, kedatangan Panglima TNI ini menjadi gong besar atas hubungan baik yang telah lama terjalin,” tutur tokoh yang juga memiliki kepakaran di bidang militer ini.
Sebelum Panglima TNI di UMM ini, beberapa waktu lalu, Menteri Pertahanan RI Prof Dr Purnomo Yusgiantoro juga berkunjung ke kampus kebanggaan Ormas Muhammadiyah di tanah air. Kesan serupa juga diberikan menteri terhadap UMM. Menurut Menteri Purnomo, UMM adalah kampus kebangsaan, kebanggaan Muhammadiyah dan Bangsa.