MAKLUMAT — Lutfiyatunnada Purwaningrum menorehkan jejaknya di dunia politik pada usia 29 tahun. Alumni Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang (IP UMM) ini berhasil mempertahankan kursi legislatifnya di DPRD Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, untuk periode kedua melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Pencapaian ini tidak hanya membuktikan kapasitasnya sebagai politisi muda, tetapi juga menunjukkan bahwa kerja keras dan dedikasi mampu menembus batas usia.
Sejak masih duduk di bangku kuliah, Nada—sapaan akrabnya—telah aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan. Ketertarikannya pada politik dan pemerintahan mendorongnya untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan kepemudaan. Pengalaman itulah yang menjadi modal berharga saat ia memutuskan terjun ke dunia politik.
“Saat pertama kali mencalonkan diri, saya menghadapi banyak keraguan, terutama karena usia dan gender saya. Namun, saya percaya bahwa kerja keras dan komitmen adalah kunci utama,” ujar Nada. Ia juga mengakui bahwa ilmu yang diperoleh selama berkuliah di IP UMM turut membekalinya dalam memahami dinamika pemerintahan dan kebijakan publik.
Namun, perjalanan politiknya tidak selalu mulus. Sebagai perempuan muda di ranah politik, Nada kerap menghadapi tantangan yang tidak ringan. Stigma dan skeptisisme dari berbagai pihak menjadi hal yang harus ia hadapi dengan keteguhan dan kerja nyata. “Saya ingin membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk berkontribusi bagi masyarakat,” tambahnya.
Selain menjadi legislator, Nada juga menjalani perannya sebagai ibu dari satu anak. Ia menegaskan pentingnya keseimbangan antara tanggung jawab publik dan kehidupan pribadi. Baginya, menjadi anggota dewan adalah amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab, tanpa mengabaikan perannya dalam keluarga.
Pencapaian Nada pun mendapat apresiasi dari almamaternya. Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan UMM, Muhammad Kamil, S.IP., M.A., menyatakan rasa bangganya terhadap kiprah Nada di dunia politik. “Keberhasilannya adalah bukti bahwa lulusan IP UMM memiliki daya saing tinggi dan mampu berkontribusi nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Bagi Nada, politik bukan sekadar panggung kekuasaan, tetapi ruang pengabdian. Ia berharap perjalanannya bisa menginspirasi generasi muda, khususnya perempuan, untuk tidak takut mengambil peran dalam pembangunan daerah dan bangsa. “Setiap orang punya kesempatan yang sama untuk berkontribusi. Yang terpenting adalah kesiapan dan keberanian untuk melangkah,” tutupnya.