Aksi Demo Ramaikan Peringatan Hardiknas

Author : Humas | Friday, May 02, 2014 13:09 WIB | Malang Post - Malang Post

MALANG - Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2014 ditandai dengan aksi demo mahasiswa di berbagai kampus yang ada di Malang. Di UIN Maliki Malang, aksi dilakukan mahasiswa yang mengatas namakan dirinya Suara Mahasiswa Peduli Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Salah satu tuntutan mereka adalah menuntut perpanjangan studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). 
“Lulusan PGMI tidak bisa mendaftar CPNS pada lima tahun ke depan karena kelalaian mengajukan lulusan PGMI ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud),” ujar Korlap Aksi, Abeng Pupu Tarbuhawa saat berdemo di depan Gedung Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan kemarin.
Ada sedikitnya 11 tuntutan yang mereka bacakan dalam aksi tersebut. Selain terkait legalitas izin, mahasiswa juga mengeluhkan pelayanan kampus yang menurut mereka kurang memuaskan. Seperti perangkat Kartu Rencana Studi (KRS), mata kuliah yang tidak sesuai dengan studinya dan layanan lainnya. Setelah puas berorasi, mahasiswa ditemui Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang menjanjikan untuk memenuhi tuntutan mahasiswa.
Terpisah dikonfirmasi mengenai status izin jurusan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pembantu Rektor 1 UIN Maliki, M Zainudin, mengakui dari 28 program studi yang ada di UIN Maliki hanya PGMI yang akreditasinya C. Sebab saat proses pengajuan akreditasi, prodi tersebut belum meluluskan mahasiswa. “Saat ini sudah proses perpanjangan akreditasi, jadi tidak usah khawatir,” ujarnya.
Di Universitas Brawijaya (UB), Aliansi BEM menggelar aksi demo dengan isu mahalnya biaya kuliah. Aksi yang dipusatkan di Bunderan UB itu diikuti ratusan massa aksi yang membawa sejulah spanduk kritikan kinerja Mendikbud. Diantaranya tentang mahalnya pendidikan akibat disahkannya PP No 66 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Ke depan kapitalisasi pendidikan tinggi akan makin menjadi dengan diusulkannya RUU PT, yang sudah disahkan 2012. Kondisi ini juga semakin diperparah dengan diusulkannya juga kebijakan baru yang serupa dengan UU PT yang semakin memperkuat iklim kapitalisasi di ranah pendidikan.
Sementara itu Hardiknas di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ditandai dua kegiatan. Yakni, upacara dan lomba majalah dinding perpustakaan. Upacara diikuti sekitar 700 orang yang terdiri dosen, karyawan dan fungsionaris mahasiswa.
Dalam amanatnya sebagai inspektur upacara, Rektor UMM Muhadjir Effendy, mengucapkan selamat kepada semua civitas akademika UMM yang hingga kini masih konsisten memperjuangkan kemajuan pendidikan di Indonesia. Sebagai bagian dari Muhammadiyah, UMM telah melaksanakan amanah bangsa dan persyarikatan dengan baik. Terbukti saat ini UMM telah memimpin perkembangan kemajuan bangsa melalui berbagai inovasi dan prestasinya.
Namun demikian, rektor mengingatkan agar tidak terlena dengan sanjungan, eluan dan tepuk tangan orang lain. Sebab, di tengah-tengah prestasi ini sesungguhnya banyak tantangan yang ada di depan mata. "Di sekitar kita juga terus menerus melakukan inovasi, sehingga jika kita lengah tidak mustahil akan tertinggal," kata rektor.
Apalagi tahun depan kita memasuki era AFTA, di mana sebagai negera paling potensial sebagai pasar, Indonesia akan mendapatkan serbuan produk dari negara lain. Rektor menyatakan, jika tidak menyiapkan diri dikuatirkan akan menjadi bangsa pasar yang kalah dengan negara-negara tetangga.
Untuk itu, lanjut rektor, UMM telah menyiapkan seluruh kaprodi untuk melakukan bench marking dan mencari partner universitas atau lembaga di luar negeri. "Ini tidak main-main, karena tidak ada pilihan selain harus berkolaborasi secara internasional sehingga kita dapat mengukur kelemahan sekaligus mencari partner untuk memperkuat institusi," ujarnya. Saat ini beberapa jurusan di UMM sudah memperoleh pengakuan dan partner di luar negeri. Namun rektor belum puas karena keharusan institusi terakreditasi A memang harus sudah go international. 
Di sisi lain, rektor menggambarkan kondisi bangsa Indonesia 10 hingga 20 tahun ke depan. Pada era itu, Indonesia memiliki demographic dividend (bonus demografik). Jumlah penduduk produktif jauh lebih besar daripada yang tidak produktif. Namun, tantangan era tersebut, kata rektor, adalah pada sumber daya manusia kita. Pada masa itu para lulusan universitas harus yang benar-benar siap bersaing dan sangat produktif. "Jadi kita tidak bisa hanya menyiapkan lulusan yang siap kerja, tetapi lebih dari itu siap kerja yang bernilai dan sangat produktif," kata rektor.
Tugas pendidik, lanjut rektor, harus menyiapkan agar lulusan UMM nanti benar-benar siap memasuki era itu. Harus bekerja keras dan amanah agar lulusannnya kelak benar-benar menikmati bonus demografi itu, menjadi bangsa yang benar-benar maju dan kompetitif.
Sseperti tradisi tahun sebelumnya, UMM menyerahkan penghargaan kepada yang berprestasi. Mereka adalah mahasiswa, dosen, kaprodi, dan karyawan berprestasi. Mahasiswa yang meraih penghargaan tersebut yaitu Lisna Andriani (Farmasi), Zahrotul Hasanah Harum (Pendidikan Dokter), Binti Nikmatul Afdila (Hubungan Internasional), Restu Putri Astuti (Budidaya Perairan), dan Diyah Fatwati Arifah.
Adapun kaprodi berprestasi diraih oleh Dr Yuni Pantiwati MM MPd (Pendidikan Biologi), Ir Dyah Erni Widyastuti (Agribisnis), dan Riza Rahman Hakim SPi MSc (Budidaya Perairan). Untuk dosen berprestasi diraih Dr Ir Elfi Anis Saati MP (Ilmu Teknologi Pangan), Dr Ir Ahmad Wahyudi MKes (Teknologi Industri Peternakan), dan Dr Tri Sulistyaningsih MSi (Ilmu Pemerintahan).
Sementara karyawan berprestasi diraih Azis Sriyono (Lab Teknik Sipil), Sri Suprabandari (UPT Perpustakaan), dan Lilik Windaryanti (Lab Biologi). Selain itu, dosen dan karyawan yang mengabdi selama 25 tahun atau lebih juga menerima penghargaan dan dana pembinaan.

Harvested from: http://www.malang-post.com/pendidikan/85985-aksi-demo-ramaikan-peringatan-hardiknas
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: