Berawal dari hobi memelihara kucing persia, Anggita Elok Maharani mulai melihat ceruk peluang usaha dari hewan berbulu lucu dan menggemaskan ini. Makin banyak masyarakat yang berburu kucing dan ingin merawatnya di rumah.
Anggita bersama sang suami, Febrian Permana Putra, merupakan salah satu peternak alias breeder kucing persia yang telah menuai untung dari budidaya hewan imut ini. “Saya mulai memelihara kucing dari SMA, saat itu awalnya dikasih saudara. Kalau usaha ternak sendiri baru fokus empat tahun terakhir. Saya dan suami pun akhirnya fokus membangun usaha PetShop kucing dengan mempromosikan penjualan di laman instagram dan Facebook,” ujar Anggita.
Sebelum menjadi breeder, Anggita dan suami adalah pemain lama yang sudah melanglang buana menggeluti dunia kompetisi National Cat Show di Indonesia. Saat Malang Post mengunjungi kediaman mereka di Jalan Jembawan, ada lebih dari 40 rosette lomba yang terkumpul, beserta puluhan piala kemenangan dari kucing peranakan persia ini. Ajang-ajang bergengsi seperti National dan International Cat Show, serta berbagai predikat pernah diraih.
Anggita menuturkan, awal sebelum mendapatkan rosette hingga piala, persyaratannya kucing harus benar-benar sehat, terawat dan sesuai standart anatomi kelengkapan kucing. “Sangat susah mengikuti cat show, apalagi treatment yang kita berikan juga extra, dari grooming atau memandikan, memotong kuku sampai merapikan bulu yang awalnya 1 hingga 2 jam saja, bisa lebih. Kalau harga, paling tidak sekitar Rp 1,5 juta dan itu sudah worth it banget sampai bisa menang,” imbuh alumnus Universitas Muhammadiyah Malang ini.
“Di tempat kami banyak macam kucing persia, dari persia medium, persia peaknose long hair, kucing ras exotic atau short hair persia hingga sphynx,” jelas Anggita.
Kucing persia merupakan jenis kucing berambut panjang dengan karakter berwajah bulat dan moncong yang pendek. Di Inggris, kucing persia disebut longhair atau persian longhair dan sudah banyak yang menernakkannya. Sedangkan, exotic cat memiliki ciri yang sama dengan kucing persia namun dengan bulu lebih pendek juga keriting. Berbeda dengan kucing sphynx, tampak tidak berbulu sama sekali, namun jika diperhatikan lebih detail, sphynx memiliki bulu-bulu yang sangat pendek dan halus.
Di Indonesia, breeding kucing Persia sudah mulai berkembang. Para breeder membesarkan kucing-kucing tersebut dari kecil sampai besar. Bahkan adapula yang membantu persalinannya, seperti yang dilakukan Febrian selama ini.
Saat ini cattery atau tempat kucing dikembangbiakkan di kediamananya dengan nama Mockingjay cattery & Petshop sudah terdaftar di organisasi FIFe (Federration International Feline)/ICA (Indonesia Cat Association), dan CFA (Cat Fancier Association)
“Ujiannya susah dan ketat. Ada ujian tertulis dan praktik. Bahkan untuk mengikuti ujian cattery ada syaratnya juga yaitu sepasang kucing harus sudah bersertifikat dan kucing harus pernah mendapatkan penilaian excellent one,” jelas Febrian
Bagi Anggita dan suami, kucing persia memiliki keistimewaan tersendiri yang tidak dimiliki kucing lainnya. Sifat persia yang lucu, imut dan manja membuat Anggita jatuh hati pada kucing yang memilki nama lain chincilla longhair ini.
Saat ini, Anggita sudah memiliki indukan kucing sebanyak 30 ekor. Untuk anakannya sendiri jumlahnya terus bertambah, karena banyaknya indukan kucing yang hamil dan beranak. “Kalau anak kucing, siap diadopsi paling tidak umur 4 bulan hingga 5 bulan. Harganya harga Rp 3 juta hingga Rp 5 juta, melihat dari kualitas. Jika kitten (anak kucing) sudah mengantongi 1 kali kompetisi, atau berasal dari peranakan dari induk yang menang kompetisi, harga bisa mencapai Rp 10 juta hingga Rp 18 juta,” jelasnya.
Wanita cantik berkerudung ini menambahkan, setiap adopsi kitten di tempatnya, difasilitasi dengan kitten set yang meliputi, dry food, gelas takar, piring makan, hingga buku panduan perawatan.
“Setelah adopsi, Saya juga masih memonitoring, keadaan kitten dan perawatannya, baik itu makanan hingga perawatan bulu-bulunya. Khusus perawatan bulu dan kulit kucing, paling tidak shampoo atau kondisioner-nya mengandung aloe vera dan vitamin E,”sarannya.
Anggita mengaku, tidak berani melakukan adopsi kitten sebelum umur 4 bulan dikarenakan anatomi kucing, baik itu bentuk kepala mata, telinga, hidung, hingga gigi, masih belum terlihat secara sempurna. Dia mengaku pernah ditawari untuk diadopsikan kitten yang masih dalam kandungan induk kucing Persia, yang tercacat sudah mengantongi kemenangan di ajang National Cat Show sampai Rp 50 juta. Namun dia selalu menolak, karena anak kucing persia setelah lahir rentan dengan penyakit dan kematian sebelum berumur 4 bulan.
Perempuan yang masih bekerja sebagai karyawan swasta ini menuturkan, sangat disayangkan, ketika sudah diadopsi oleh konsumen, banyak di antaranya diadopsikan lagi kepada pihak lain hingga ditelantarkan.
“Oleh karena itu, kalau pun ada yang mau mengadopsi, paling tidak mereka harus komitmen, benar-benar menjaga dan merawat dengan telaten. Mulai dari menjaga kebersihan kandang dua kali sehari, grooming seminggu sekali hingga vaksinasi secara berkala setahun sekali, melakukan check up di dokter hewan tiga bulan sekali,” imbuhnya.
Wanita 26 tahun ini mengaku, adopsi kitten selain datang kota-kota sekitar juga dari luar Pulau Jawa, seperti Balikpapan, Makassar, Palu, Pekanbaru dan Bali. Rencananya, Anggita dan suami, akan menambah jaringan bisnis distributor petshop, serta menambah berbagai jenis varian ras kucing.(mgc/han)