MALANG - Universitas Sains Malaysia (USM) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjalin kerjasama dalam bidang pendidikan. Kerjasama dijalin antara fakultas ilmu politik USM dan FISIP UMM. ”Kestabilan dua negara yaitu Indonesia dan Malaysia menjadi kunci, kalau politik kuat maka ekonomi dan sosial pun menjadi lebih baik pula,” ungkap Penyerasi Rancangan Hubungan Etnik USM, Mohammad Zaini Abu Bakar PhD kepada Malang Post saat di UMM kemarin.
Menurutnya upaya mendekatkan dua negara melalui pendidikan jauh lebih efektif. Dengan kacamata mahasiswa maka bisa dipotret kondisi sebenarnya Indonesia yang menurutnya sangat berbeda dengan yang selama ini diberitakan di media. Selain itu karena hubungannya bersifat akademik maka tidak memerlukan biaya yang tinggi dan birokrasi yang berbelit.
”Ini adalah model pendekatan kreatif dan cerdas, karena itu harus mendapat dukungan dari universitas dan bahkan dari negara,” kata dia.
Dengan MoU tersebut maka dimungkinkan dilakukan pertukaran pelajar, dosen, transfer sistem kredit semester (SKS) dan juga riset Indonesia Malaysia. Bagi mahasiswa yang ingin mempublikasikan karya ilmiahnya, USM memiliki jurnal internasional terakreditasi yang bisa dimanfaatkan bersama.
Diakuinya perguruan tinggi di Indonesia dan Malaysia memiliki kekuatan yang berbeda. Di Indonesia perguruan tinggi swasta menurutnya sangat mantap dan memiliki kekuatan financial maupun intelektual yang bagus. Selain dengan UMM, kerjasama juga dilakukan dengan UPN Yogya dan Universitas Negeri Jember.
Dalam seminar internasional bertajuk globalisasi tidak mengesampingkan budaya lokal kemarin hadir pula sejumlah mahasiswa dari USM, juga mahasiswa HI dari Unair Surabaya, Unej, dan UB. (oci/eno)
.jpeg)