MALANG - Sebuah replika bentuk bumi dipajang di depan Gedung Kuliah Bersama (GKB) 1 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), kemarin. Namun bentuknya tidak bulat seperti yang biasanya dilihat, tapi cenderung lonjong. Di sana-sini terlihat warna coklat yang membuat bumi semakin tidak indah.
Miniatur bumi yang unik itu pun menarik perhatian sejumlah anak TK dari ABA 1 Jetis. Mereka sengaja diundang oleh DIMPA UMM untuk merayakan peringatan Hari Bumi. Anak-anak ini diberikan edukasi dengan berbagai kegiatan menarik. Mulai dari game, melepas angsa dan juga atraksi DIMPA. "Yang membuat anak-anak terperangah waktu ada yang menurunkan banner dengan memanjat dari atas, lalu saat melepas angsa juga senang sekali," ungkap Kepala TK ABA 1, Sumarmi.
Anak-anak usia dini ini saat ditanya memang tidak banyak tahu maksud dari acara itu. Namun mereka terlihat bersemangat membawa poster kecil bertuliskan ajakan-ajakan untuk peduli lingkungan. Ada yang bertuliskan ‘Om tante go green ea, jangan go mall go clubbing’.
Pembina DIMPA UMM Rina wahyu setyaningrum menuturkan peringatan hari bumi tiap tahun
rutin digelar. Sebelumnya aksi mereka yaitu membebaskan asap dari dalam kampus. Namun sekarang ini sudah ada green clean sehingga otomatis kampus sudah bebas asap setiap hari. "Kegiatan sekarang difokuskan pada edukasi sejak dini kepada anak-anak usia TK," ujarnya.
Koordinator panitia, Ammar Syaichuna menuturkan acara peringatan Hari Bumi kali ini dimanfaatkan untuk sosialisasi lingkungan dan menyadarkan elemen kampus mengenai pentingnya menjaga bumi. Sosialisasi ini sengaja melibatkan anak TK sebagai sindiran kepada mahasiswa agar tidak kalah dengan mereka. "Anak TK yang mengajak peduli, pasti bisa tergugah. Anak kecil saja sadar kenapa yang besar tidak,” kata dia.
Ammar menjelaskan mereka sengaja mengusung miniatur bumi warna coklat karena bumi sudah rusak. Bentuknya pun tidak lagi bulat karena sudah banyak perusakan lahan. Pada kegiatan ini, Dimpa UMM menampilkan miniatur bumi berdiameter 1,5 meter yang sengaja dibuat bentuknya tidak beraturan, sebagai tanda bumi yang semakin rapuh. “Miniatur bumi ini sengaja kami letakkan di jembatan depan GKB I agar menjadi view menarik bagi warga kampus yang berlalu lalang melakukan aktivitas akademik,” jelas Amar.
Selain tampilnya miniatur bumi, kegiatan ini juga disemarakkan dengan aktivitas lain yang terkait isu pelestarian lingkungan, yaitu pelepasan angsa di kolam kampus, penurunan big banner hari bumi dari puncak GKB lantai enam, edukasi ekologis pada anak usia dini, lomba mewarnai alam, orasi lingkungan, pemungutan sampah, serta pameran foto lingkungan. Pelepasan angsa yang dilakukan disela acara bertujuan untuk mengingatkan pentingnya mencintai mahluk Tuhan.