MALANG - Halal bihalal keluarga besar Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang digelar kemarin tak hanya menjadi momen silaturahmi keluarga besarnya saja. Namun juga menjadi momen bersyukur bagi kampus ini karena di tahun ajaran baru kali ini jumlah mahasiswa baru (maba) UMM tembus hingga 6.500 orang.
“Pada gelombang ketiga pendaftaran di UMM ternyata membludak, sehingga ada 1.300 orang yang diterima dari target 900 orang maba,” ungkap Kepala Humas UMM, Nasrullah M.Si disela acara halal bi halal keluarga besar UMM kemarin.
Pada pendaftaran gelombang tiga, pendaftarnya mencapai 2.200 orang. Awalnya UMM hanya akan menjaring 900 orang saja. Namun karena jumlah pendaftarnya yang banyak, akhirnya yang diterima pada gelombang ketiga mencapai 1.300 orang. Sehingga total maba UMM tahun ini sebanyak 6500 orang.
Karena jumlah Maba yang melebihi target itulah, UMM akan memrogramkan kegiatan kuliah hingga malam hari. Aktivitas ini sesuai dengan arahan Ditjen pendidikan tinggi (Dikti) dalam rangka penghematan. Dimana perguruan tinggi idealnya memadatkan jadwal kuliahnya sampai malam hari.
”Sebenarnya sebelumnya juga ada jadwal kuliah malam, tapi diintensifkan di siang hari. Untuk yang sekarang ini harus sampai malam mengingat jumlah Maba yang banyak,” ujarnya.
Menurut Nasrul, kapasitas dosen yang dimiliki UMM masih sangat cukup untuk melayani jumlah mahasiswa yang terus bertambah ini. Apalagi setiap tahun UMM juga selalu melakukan rekrutmen dosen baru.
Hanya saja diakui untuk beberapa fasilitas penggunaannya harus bergantian agar pembelajaran bisa tetap efektif. Termasuk rencana ospek maba yang akan dilaksanakan 6 September mendatang. Kalau biasanya ospek bisa menggunakan gedung DOME, untuk kali ini perlu ada penambahan ruang.
”DOME UMM punya daya tampung tempat duduk 6 ribu kursi, sementara maba kami jumlahnya 6500,” bebernya.
Sementara itu pengurus pusat Muhammadiyah, HA Malik Fadjar dalam ceramahnya dihadapan keluarga besar UMM kemarin mengungkapkan mengakhiri ramadhan adalah menemui kesucian rohani, tapi tak semua bisa bersih kecuali saling memaafkan, mengihlaskan, menjadikan idul fitri sebagai momen membuka lembar baru.(oci/eno)
.jpeg)