MALANG- Mahasiswa program kuliah kerja nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kelompok 19 di Desa Pandansari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang mengenalkan teknologi Aquaponic kepada petani di daerah tersebut. Transfer ilmu ini dilaksanakan selama program KKN di desa tempat mahasiswa mengabdi tersebut.
Teknologi Aquaponic ini sebenarnya sudah banyak dikembangkan pada pertanian luar negeri, namun belum banyak dikenal oleh petani di Indonesia.
Menurut Ketua Bidang Lingkungan KKN Kelompok 19, Jeffri Lukmana Lazaroni menuturkan metode ini mulai dikenalkan pada 28 Juli lalu kepada kelompok tani Sidomukti Madani Desa Pandansari.
“Metode ini sebelumnya pernah dikembangkan di desa tersebut tapi kurang berhasil, karena itu kelompok kami mencoba mengembangkan lagi dengan mengenalkan metode yang lebih tepat,” ungkapnya.
Mahasiswa UMM jurusan perikanan ini menuturkan Aquaponic merupakan gabungan dari aquaculture (budidaya ikan) dan hidroponik (penanaman dengan menggunakan media air). Dalam metode ini terdapat hubungan simbiosis mutualisme, antara tanaman dan ikan, dimana kotoran ikan dan sisa pakan yang tenggelam di dasar kolam, kemudian dimanfaatkan oleh tanaman sebagai sumber nutrisi. Ada tiga model type penanaman yaitu nutrient film technique, basic aquaponic system, raft floating system.
Di kawasan pertanian tersebut kelompok KKN ini membangun
Media dengan ukuran kolam yang dibangun 2x3. Jenis tanamannya yaitu tomat, lombok dan kol. Di kolam tersebut dibudidayakan Ikan lele dengan jumlah 1000 ekor. Pelaksanaan kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 28 juli, hari Sabtu dengan peserta kelompok tani Sidomukti Madani desa Pandansari. Keuntungan menggunakan metode ini adalah mendapatkan 2 hasil sekaligus yaitu hemat air dan meminimalisir penggunaan bahan kimia,
Meningkatkan kualitas air pada budidaya ikan. Apalagi di kawasan tersebut petani sering mengalami kesulitan air sehingga metode Aquaponik ini sangat membantu.
"Respon petani cukup antusias, apalagi waktu kami putarkan video pertanian Aquaponik yang sudah banyak di luar negeri," bebernya.
Aquaponic merupakan salah satu cara mengurangi dampak pencemaran
Proses pembuatan sampai dengan selesai membutuhkan waktu selama dua minggu sebelum penyuluhan. Mereka berharap kesejahteraan petani bisa meningkat karena sudah mengenal teknologi yang bisa menguntungkan bagi usaha tani mereka. (oci/sir)