Orang Dewasa Lambat Mengerti

Author : Humas | Monday, January 21, 2013 13:14 WIB | Malang Post - Malang Post
http://fatma2011.student.umm.ac.id/files/2011/07/UMM3.jpg
UMM

MALANG -  Penyandang autisma pada dasarnya memiliki masalah dalam hal bermasyarakat. Mereka cenderung menarik diri atau kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain. Apalagi berada dalam keramaian. Hal itu dikatakan dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Frida Kusumastuti dalam emailnya kepada Malang Post kemarin.
“Perlu tebal muka saat mengajak anak kita yang autis untuk bermasyarakat,” tutur Frida yang juga memiliki putra penyandang autisma ini.
Menurut salah satu anggota komunitas SahabatAutisma Malang (SAMA) ini, orang tua harus berbesar hati saat menerima cemoohan maupun anggapan yang kadang terasa menyakitkan perihal kondisi anak autisma. “Pernah anak-anak kecil melihat perilaku anak saya, terus mereka bilang “ada anak gendeng..ada anak gendeng!”. Saya tidak sakit hati karena anak-anak itu tidak mengerti. Biasanya saya dekati mereka dan jelaskan bahwa anak saya menyandang autisma. Tentu dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak-anak,” paparnya dengan tersenyum. Namun ia mengungkapkan, kadang justru orang dewasa yang lebih lambat menerima kehadiran anak autis dibandingkan anak-anak.
Oleh karena itu, sambungnya, keluarga terutama orang tua harus sering-sering membawa anak penyandang autisma bermasyarakat atau ke tempat-tempat publik supaya anggota masyarakat familier dengan kehadiran anak autis.
Frida pun memberikan tips bagaimana mengajak penyandang autisma ke tempat umum bermasyarakat. Antara lain, pastikan bahwa lokasi yang dituju aman dan nyaman bagi anak sesuai dengan karakteristik perilaku masing-masing anaknya.
Siapkan coping (penangkal) jika anak tantrum sesuai dengan kebiasaannya. Misal, dipeluk, dielus-elus lengannya atau diberi benda kesayangannya. Kenali jalur tercepat jika perlu evakuasi saat tantrum atau ledakan kemarahan yang tiba-tiba tidak terkendali. Pastikan parkir kendaraan mudah dijangkau, hapalkan letak pintu keluar, cepat temukan ruang yang lega bagi anak untuk jaga-jaga bila di anak sulit dikendalikan. Siapkan telinga, hati, dan muka untuk tidak cepat tersinggung, malu, dan emosi jika mendapati orang-orang memandang aneh pada ‘rombongan’.
“Yang terpenting juga, siapkan penjelasan yang singkat dan mudah dipahami tentang autisma. Hal ini perlu jika ada pertanyaan-pertanyaan dari orang lain saat di area publik,” pungkasnya.(oci/eno)

Harvested from: http://www.malang-post.com/edupolitan/60562-orang-dewasa-lambat-mengerti
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: