MALANG - Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr Muhadjir Effendy MAp berpendapat, pemerintah daerah tidak fokus memberikan perhatian kepada perguruan tinggi.
Hal ini bisa dilihat dari sarana infrastruktur di daerah yang tidak mendukung keberadaan perguruan tinggi yang banyak menarik pendatang dari berbagai daerah.
‘’Kalau saja di Kota Malang ini, disediakan rute transportasi antar kampus, maka Malang tidak akan macet karena mahasiswa akan lebih suka naik angkutan daripada naik motor,’’ ungkap Muhadjir saat menerima kunjungan Manajemen Malang Post di Gedung Rektorat UMM kemarin.
Menurut Muhadjir, sekitar tahun 1977 dan 1978, pemerintah daerah memiliki alokasi anggaran untuk perguruan tinggi. Anggaran yang bersumber dari APBD itu dimanfaatkan untuk pembinaan pendidikan tinggi yang ada di daerah.
‘’Banyak manfaat yang sebenarnya bisa dirasakan oleh pemerintah daerah dari kehadiran perguruan tinggi. Terutama karena bisa menghidupkan perekonomian daerah,’’ ujarnya.
Agenda silaturahmi rombongan Malang Post yang dipimpin Pimred, Sunavip Ra Indrata kemarin berlangsung gayeng. Tidak hanya membicarakan seputar perguruan tinggi saja, tapi juga berbagai perkembangan yang terjadi di Malang raya. Salah satunya adalah eksistensi apel Batu sebagai salah satu kebanggaan Malang raya.
‘’UMM ini sering dikunjungi tamu asing, yang sangat tertarik dengan apel Batu, karena memang apel Batu sangat melegenda,’’ ujarnya.
Karena itu pula, UMM sudah membangun lab pertanian yang fokus mengembangkan apel dengan sistem pertanian organik. Menurutnya ada banyak masalah yang terjadi dan mengancam petani apel Batu. Diantaranya maraknya obat-obatan palsu dan juga tengkulak.
‘’Keberadaan lab itu adalah misi kita untuk memertahankan apel sebagai identitas Malang dan artefak budaya, termasuk Selecta dan Sengkaling,’’ ujarnya.
Sosiolog yang ahli militer ini juga menuturkan perkembangan kampus UMM termasuk rumah sakit UMM yang akan segera dioperasikan tahun ini.
Agenda kunjungan Malang Post ke kampus UMM kemarin diakhiri dengan pemberian cinderamata berupa gambar karikatur bapak tiga putra itu. (oci/avi)