MALANG - Be a Genius adalah satu persen inspirasi dan 99 persen keringat. Begitu juga yang dikatakan Thomas Alva Edison tentang penemuan briliannya “bola lampu” ratusan tahun yang lalu dan telah menjadi kebutuhan mendasar bagi kita saat ini. Ia seolah berpesan pada kita bahwa untuk menjadi yang terbaik dan berguna dibutuhkan kerja keras dan tak kenal kata menyerah.
“Permasalahan kualitas pendidikan masih banyak mewarnai potret pendidikan nasional, berbagai faktor menjadi masalah yang menggerogoti lemahnya kualitas ini,” ungkap Kepala SD Muhammadiyah 9, Ir Bambang Yudi Ariadi MM kepada Malang Post.
Sejalan dengan semangat untuk meningkatkan kinerja pendidikan itulah, lanjutnya, SD Muhammadiyah 9 ‘Panglima Sudirman’ memiliki pondasi yang kokoh sebagai mana tersirat dalam motto pendidikan yaitu menjadikan anak “CERDAS” (ceria, empati, rajin, disiplin, amanah, dan sukses), didukung guru “SIMPATIK” (sayang, idealis, menarik, profesional, amanah, tauladan, inovatif, dan kreatif) serta lingkungan “ASRI” (aman, sehat, ramah, dan Islami), perlu keseriusan yang tinggi dan strategi yang jenius.
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan, baik berupa sumberdaya dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu berlangsungnya proses pembelajaran terus diupayakan dan persiapkan sebaik mungkin.
“Kami sadar bahwa dengan kesiapan input yang matang sangat membantu keberlangsungan proses pendidikan,” ucapnya.
Tentu saja hal ini tidak lepas atas peran dan partisipasi warga sekolah. Input sumberdaya meliputi sumber daya manusia (guru, karyawan, siswa, orang tua dan masyarakat) dan sumber daya lainnya. Seperti ruang kelas yang memadai, perpustakaan, Lab bahasa, lab komputer, lab sendratasik (seni,drama,tari,dan musik), Lab IPS/PKN, Lab IPA, lab Matematika, UKS dan BK, Lab Agama,Masjid, dan koperasi.
Input perangkat lunak meliputi struktur, peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana, kurikulum. serta input harapan meliputi visi, misi, tujuan, dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai oleh sekolah.
Proses Pendidikan adalah proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi. Proses pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan potensi yang dimiliki peserta didik.
“Kami memfasilitasi pembelajaran yang dibutuhkan peserta didik dengan guru-guru yang berilmu dan berdedikasi tinggi,” tegasnya.
SD Muhammadiyah 9 dalam pembelajarannya menggunakan kurikulum yang dikembangkan baik dari kurikulum pemerintah maupun Majelis Pendidikan Muhammadiyah. Karena itu tidak hanya memperhatikan pengembangan kognitif anak, tetapi sampai pada pengembangan sikap dan perilakunya. Proses pendidikan bermutu akan mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong motivasi dan minat belajar, dan benar-benar memberdayakan peserta didik. Kata ‘memberdayakan’ mengandung arti bahwa peserta didik tidak sekedar menguasai pengetahuan yang diajarkan oleh guru, tetapi pengetahuan tersebut juga menjadi muatan nurani peserta didik, dihayati, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan yang lebih penting peserta didik mampu belajar secara terus menerus.
Output pendidikan merupakan kinerja sekolah yang diukur dari kualitas, efektivitas, produktivitas, efesiensi, inovasi, kualitas kehidupan kerja dan moral kerja yang menciptakan prestasi belajar siswa tinggi. Output pendidikan diukur dari, satu prestasi akademik berupa nilai UASBN, karya ilmiah, lomba akademik, dan dua prestasi non-akademik seperti misalnya IMTAQ, kejujuran, sopan-santun, olah raga, kesenian, keterampilan dan kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler lainnya.
Akhirnya,dengan terus menerus melakukan pembenahan dan perbaikan dalam membangun mutu pendidikan,melalui kerjasama dengan masyarakat,pemerintah dan Universitas Muhammadiyah Malang Akan mengatarkan terwujudnya visi sekolah Unggul dalam Pretasi, cakap dalam kreasi dan berkepribadian islami.(oci/eno/adv/sir)
.jpeg)