MALANG - Sebanyak 100 mahasiswa dari 40 negara berkumpul dalam gedung Dome UMM. Mereka adalah mahasiswa asing yang kini sedang menempuh studi di berbagai kampus dari seluruh Indonesia. Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bekerja sama dengan Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Indonesia, menyelenggarakan International Student Summit, Senin (16/11/15), kemarin.
Mereka berasal dari Jerman, Irak, Morocco, Korea, Mexico, Filipihina, Afghanistan, Bangladesh, Burundi, Bulgaria, Cambodia, China, Egypt, Fiji, Gambia, India, Iran, Kolombia, Laos, Madagaskar, Malaysia, Myanmar, Namibia, Nepal, Nigeria, Pakistan, Palestina, Papua New Guinea, Rwanda, Serbia, Sierra Lione, Sudan,Tanzania, Thailand, Tunis, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam.
Kegiatan yang telah dilaksanakan untuk kali keempat ini bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada mahasiswa asing. Berbeda dengan International Student Summit di tahun-tahun sebelumnya, saat ini peserta mendapat tugas untuk membuat video tentang Indonesia, yang bertujuan mengembangkan kreativitas masing-masing peserta.
Adapun tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk memperkenalkan Indonesia tidak hanya dari segi budaya saja, melainkan mahasiswa asing juga dapat menjadi mitra untuk memperkenalkan Indonesia ke luar negeri. Rektor UMM, Prof. Muhadjir Effendy, menuturkan menjadikan para mahasiswa asing untuk menjadi duta wisata Indonesia di negara masing-masing.
“Bagaimana membuat mereka tertarik dengan berbagai macam objek, produk, event, yang layak untuk dijual di negara mereka masing-masing. Summit keempat ini ditargetkan dapat memberikan kesan yang mendalam kepada peserta untuk dapat menjual produk-produk Indonesia di negara masing-masing,” terang Muhadjir.
Totok Prasetyo, selaku Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi, berharap mahasiswa asing dapat mengenal seluruh budaya di seluruh Indonesia, tidak hanya di beberapa wilayah saja melainkan juga dari Sabang hingga Merauke. Selain itu, Totok berharap mahasiswa asing dapat melihat polemik yang terjadi di Indonesia secara lebih objektif.
Setelah pembukaan kegiatan dilanjutkan dengan lomba permainan tradisional lainnya seperti balap karung, makan krupuk, dan balap bakiak. Jarum, M.Ed, selaku staff UMM menjelaskan bahwa lomba tersebut bertujuan untuk mengenalkan budaya Indonesia kepada mahasiswa asing termasuk permainan-permainan tradisional khas Indonesia. Masing-masing permainan terdiri dari tiga orang, dengan jumlah total 35 peserta dari beberapa negara.
Pihak panitia mengusung tema ”Permartabatan Bangsa Melalui Bahasa Indonesia di Era Global”, dengan harapan mahasiswa asing dapat lebih mengenal Bahasa Indonesia lebih luas. Jarum menambahkan jika bahasa Indonesia mempunyai keunikan karena kesederhanaan tata bahasa sehingga bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa global.
UMM merupakan kampus swasta pertama yang ditunjuk sebagai tuan rumah dalam kegiatan ini. Sebelumnya, kegiatan ini diselenggarakan di kantor Dirjen Dikti di tahun 2012, dilanjutkan di Universitas Padjajaran Bandung di tahun 2013, Universitas Gadjah Mada di tahun 2014, dan tahun ini di Universitas Muhammadiyah Malang. (mg6/ary)