Sukses Jadi Jurnalis, Alumni UMM Berbagai Pengalaman

Author : Humas | Sunday, March 18, 2012 19:31 WIB | Malang Post - Malang Post

MALANG - Alumni Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang juga jurnalis TVOne, Desy Ayu Pirmasari, menjadi bintang di Talkshow BEM UMM di ruang teater UMM Dome, Sabtu (17/3) lalu. Jurnalis sukses ini mengungkapkan pengalamannya sebagai reporter di berbagai daerah konflik di berbagai negara yang disiarkan oleh stasiun televisi berita itu dengan nama program ‘Zona Merah’.
Selama tiga jam Desy menjadi narasumber tunggal yang dimoderatori kepala Humas UMM, Nasrullah. Sebelum tampil bicara, sebuah tayangan tentang liputannya di Libya yang ditayangkan tahun lalu diputar. Peserta dibuat tercekam dengan perjuangan jurnalis perempuan pemberani ini dalam meliput perang.
“Ini bukan perang biasa. Yang pegang senjata belum tentu bisa nembak dengan benar karena mereka bukan tentara sungguhan tetapi oposisi sipil yang dipersenjatai. Banyak yang belum mahir memegang senjata,” ungkap Desy.
Pengalaman menjadi mahasiswa UMM membuat Desy yakin akan profesinya ini. Mantan Mahasiswa Berprestasi 2007 itu memiliki motto jangan mati sebelum memperoleh dan mengirim berita. Jadi meski berita itu penting tetapi keselamatan harus diutamakan karena baginya tak berita tak lebih mahal dari nyawa kita. “Salah satu triknya kita harus mobile, jangan berhenti lebih dari dua menit di satu tempat karena bisa menjadi sasaran tembak,” terangnya mengenai bagaimana mengamankan diri dari ancaman tembakan.
Risiko lain ketika meliput adalah ditangkap oleh kelompok tertentu. Sebab, jurnalis bisa saja dicurigai sebagai mata-mata ataupun sebagai musuh. Pihak yang diliput pun tidak mau liputan itu tidak berpihak kepadanya, oleh karenanya tak jarang wartawan ditawan atau dibunuh meski sudah dilindungi oleh konvensi Jenewa.
“Ini risiko, tetapi kita harus bisa menghindari sejauh kita bisa. Misalnya dengan melakukan pendekatan dengan nara sumber sebaik mungkin,” kata Desy.
Desy mengawali karirnya di TVOne tak lama setelah lulus tahun 2008 lalu. Prestasinya di kampus diakuinya berasal dari kegemarannya menulis. Tulisa-tulisan itu dimanfaatkan untuk mengembangkan diri dan tak jarang menghasilkan uang. “Saya berfikir menulis itu juga bisa untuk balik modal. Saya menulis dan memperoleh apresiasi dari kampus, dari Dikti, dari media, itu semua saya manfaatkan untuk modal kuliah saya,” katanya memotivasi mahasiswa untuk gemar menulis.
Namun demikian, menjadi penulis tidak bisa dilakukan begitu saja. Dia berpesan agar mahasiswa gemar membaca buku apapun. Bagaimana bisa menulis jika tidak pernah membaca.
Sebelum ditempatkan di Zona Merah, Desy juga pernah menjadi jurnalis di current affair harian. Pilihan di program dokumenter dinilainya menantang karena berpeluang melakukan perjalanan keliling dunia. Beberapa kasus yang pernah diliput Desy selain di Libya antara lain konflik di Moro Filipina, Thailand Selatan, Spanyol, Mesir, Malaysia.
Pembantu Rektor III, Drs. Joko Widodo, MSi, mengaku ikut bangga dengan alumni wartawan Bestari yang sukses menembus Jakarta sebagai jurnalis. Apalagi, pengalaman Desy liputan di berbagai Negara diharapkan mampu memacu motivasi mahasiswa untuk ikut belajar dan berorganisasi lebih bersungguh-sungguh lagi.
“Alumni UMM tersebar hamper di seluruh media di Indonesia. Di mana-mana saya disapa oleh wartawan, yang ternyata alumni UMM,” kata Joko Bangga.(oci/eno)

Harvested from: http://www.malang-post.com/edupolitan/44664-sukses-jadi-jurnalis-alumni-umm-berbagai-pengalaman
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: