MALANG – Tidak semua fasilitas kesehatan BPJS Kesehatan memandang sebelah mata saat melayani pasien. Di RS Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) contohnya, pasien dilayani dengan maksimal. Hal itu diakui oleh Mutmainah, 45 tahun. Warga Dusun Jetak, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau. Wanita ini mengaku mendapatkan layanan yang memuaskan saat menjalani perawatan di RS yang berdiri sejak 2013 tersebut. Tidak sekadar rawat jalan, tapi juga rawat inap.
“Saya sakit diabetes, sudah beberapa kali masuk sini untuk rawat inap. Sejauh ini tidak pernah ada kendala apapun, meskipun saya menggunakan layanan BPJS,’’ katanya.
Mutmainah mengaku merupakan peserta BPJS Perorangan dengan kewajiban membayar iuran Rp 25.500 perbulan. “Saya ikut BPJS setelah ada kerabat yang memberitahu,’’ kata ibu tiga anak ini.
Ia mengatakan, sebelum ikut BPJS dirinya selalu mengeluarkan uang saat kontrol, dan membeli obat. Wanita ini mengaku jika dia tidak menemukan kendala karena sejauh ini selalu melengkapi berkas administrasi yang menjadi syarat saat akan berobat. Contohnya, sebelum ke RS UMM yang menjadi RS rujukan, dia lebih dulu mendatangi dokter keluarga, untuk kemudian meminta surat rujukan.
“Saya tidak tiba-tiba datang, tapi datang ke sini dengan membawa rujukan dari dokter keluarga,’’ tegas nenek empat cucu ini.
Tidak hanya Mutmainah, Sudar warga Tlogomas juga mengaku sama. Ia yang menjadi pasien BPJS tidak pernah dianak tirikan oleh RS UMM. “Kalau saya datang membawa surat rujukan, langsung dilayani. Tidak pernah ada yang bertele-tele,’’ urainya.
Sementara itu Kabid Humas dan Kerjasama RS UMM dr Viva Maiga Mahliafa Noor, mengatakan jika RS tempatnya bekerja ini menjalin kerjasama dengan BPJS sejak 1 Januari 2015, atau setelah setahun layanan BPJS Kesehatan digalakkan. Kerjasama ini dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah untuk mensukseskan program layanan kesehatan.
“Kerjasama dengan BPJS ini dilakukan untuk meningkatkan fasilitas layanan kesehatan terhadap masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Malang atau umumnya Masyarakat Malang Raya,’’ katanya.
Viva juga menguraikan RS UMM merupakan RS tipe C. Tapi begitu, untuk layanan RS ini selalu memberikan layanan terbaik. “Kalau saya yang ngomong katanya memuji diri sendiri. Bisa confirm ke pasien, kalau tidak percaya,” ujarnya. Sejauh itu alumni Mahasiswa Kedoktersan Universitas Negeri Jember ini mengatakan tidak pernah membeda-bedakan pasien. “Mau menggunakan layanan BPJS ataupun pasien umum sama, karena prioritas kami adalah layanan,’’ tambahnya.
Ia menyebutkan untuk RS tipe C, RS UMM ini memiliki poli yang sangat lengkap, yakni poli bedah umum, poli tulang, poli anak, poli penyakit dalam, poli kesehatan dan lainnya.
Tapi begitu, Viva mengaku adanya program layanan BPJS kesehatan berdampak adanya kenaikan pasien yang cukup signiofikan. Bahkan, jumlahnya bisa mencapai 50 persen. Bahkan, pasien BPJS yang datang pun setiap harinya terus bertambah. “Contohnya Januari lalu pasien BPJS jumlanya untuk rawat inap 75 orang, sedangkan rawat jalan 127. Sedangkan Febuari, pasien rawat inap jumlahnya 148 dan rawat jalan 312,’’ katanya.
Jumlah tersebut sebagai indikator jika RS UMM menjadi rujukan cukup bagus untuk seluruh warga. Viva juga mengatakan, sejauh ini tidak pernah mendapatkan kendala berarti terkait dengan BPJS. Termasuk klaim ke BPJS. Selama ini klaim dilakukan akumulatif setiap bulan. “Setiap bulan kami melaporkan sebelum tanggal 10. Dua minggu setelah klaim, BPJS pasti melakukan pencairan,’’ tambahnya.
Berapa jumlah rata-rata klaim masing-masing pasien? Viva hanya tersenyum. Dia mengatakan masing-masing pasien memiliki kasus yang berbeda. Karena itulah, penanganan kasusnya pun berbeda. “Tidak bisa kalau dirata-rata, karena kasusnya berbeda-beda,’’ tambah Viva.