MALANG - Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro menyambut baik rencana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuka bidang studi pertahanan. Hal ini diungkapkannya saat menjadi Keynote Speaker di acara seminar pertahanan nasional di Basement DOME UMM kemarin.
“Indonesia saat ini memerlukan smart power atau kekuatan diplomasi, dan ini butuh dukungan dari perguruan tinggi. Karena itu saya sangat mendukung dibukanya studi pertahanan ini di UMM,” ungkapnya mengawali sambutan dihadapan peserta seminar menyambut Muktamar Satu Abad Muhammadiyah itu.
Menurutnya, smart power saat ini sangat dibutuhkan negara ini dalam menghadapi berbagai ancaman dari luar. Karena saat ini ancaman pertahanan nasional tidak lagi tradisional seperti penjajahan. Namun lebih pada ancaman yang modern seperti cybercrime hingga terorisme. Karena itu dibutuhkan smart power bukan hard power.
Niatan UMM membuka studi pertahanan ini lanjutnya menjadi langkah riil dalam rangka membela bangsa. Karena kata dia mencintai dan membela bangsa itu tidak hanya diwujudkan dalam pengabdian di bidang militer saja.
Usai memberikan sambutannya, Menhan memberikan satu paket buku yang membahas tentang pertahanan di Indonesia. "Buku ini terkini tentang pertahanan. Makanya, saya akan memberikan sebelum ada studi pertahanan di UMM ini," katanya sembari memberikan satu paket buku tersebut kepada Rektor UMM Prof DR Muhadjir Efendi.
Sementara itu Muhadjir menegaskan keinginan UMM untuk memiliki studi pertahanan ini bukanlah impian saja. Apalagi saat ini guru besar bidang pertahanan UMM Prof Dr Salim Said sudah kembali dari tugasnya menjadi duta besar luar negeri.
“Perhatian serius dari UMM ini karena memang TNI dan Muhammadiyah itu punya kaitan erat, sebab pendiri TNI adalah kader Muhammadiyah yaitu Panglima Jendral Sudirman,” paparnya. (oci/eno)