Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dipercaya menjadi salah satu dari lima universitas di Indonesia sebagai tim Raskin Award. Terdiri dari Universitas Negeri Semarang (UNS), Universitas Andalas, Universitas Hasanuddin, dan IPB.
Menurut Deputi II Menko Kesra Bidang Perlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat DR. Adang Setiana, Msc Raskin Award ini diharapkan mampu memicu daerah untuk peduli dengan kesuksesan penyaluran Raskin ini.
“Program Raskin sudah bergulir 10 tahun, harapannya tidak hanya pemerintah pusat saja yang peduli di daerah pun harus ikut berkontribusi,†ungkapnya usai membuka Workshop Ketahanan Pangan di Jawa Timur di Ruang Sidang Rektor UMM kemarin.
Diungkapkannya Raskin Award adalah program untuk mendorong kota atau kabupaten agar lebih peduli terhadap rakyat miskin, dan yang berhasil melaksanakan program raskin di daerahnya. Kriteria pemenang meliputi tepat administrasi, transparansi, tepat sasaran jumlah dan waktu hingga kualitas pelayanan serta partisipasi pemda. Sebab pemerintah, terutama pemda dianggap paling berpengaruh untuk proses penanggulangan kemiskinan serta keberhasilan ketahanan pangan.
Problem Raskin sendiri menurutnya karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk pendistribusian raskin. Banyak daerah, terutama di Jawa yang berusaha mengalihkan raskin untuk dijual kembali. Idealnya harga Raskin dijual Rp 1600 per kilo. Tapi faktanya di banyak daerah harganya menjadi lebih tinggi. Berbeda dengan di Gorontalo, yang berani menghargai Raskin Rp 1000 saja. Karena itu, kabupaten ini pun terpilih sebagai juara Raskin Award 2008.
Sementara itu workshop kemarin berlangsung gayeng. Hadir beberapa narasumber diantaranya Jabal Tarik Ibrahim dari UMM, dan Nuhfil Fanani dari Universitas Brawijaya (UB) Malang.