MALANG - Tahun ini Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengirimkan 32 dosen dan mahasiswanya ke luar negeri. Mahasiswa dan dosen ini tersebar di 17 perguruan tinggi di tujuh negara di Eropa. Di antaranya di Dresden Jerman, Spanyol, Italia, Turki dan Portugal.
“UMM menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang paling banyak mendapatkan beasiswa Erasmus Mundus, sehingga banyak beasiswa yang diberikan untuk dosen maupun mahasiswa,” ungkap Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri UMM, Suparto.
Mahasiswa dari berbagai jurusan ini akan menempuh studi selama enam sampai 10 bulan atau sekitar satu tahun di negara Eropa. Mereka adalah mahasiswa terpilih yang telah lolos seleksi administrasi, IPK dan juga tes bahasa Inggris. Hanya saja pemberangkatan mahasiswa ini tidak secara serentak. Ada yang hampir menyelesaikan studi ada pula yang baru akan berangkat akhir Agustus ini.
“Paling banyak berangkat akhir Agustus, yang ke Finlandia berangkat minggu ini,” ucapnya.
Lebih jauh Suparto menuturkan UMM bisa dibilang sebagai salah satu pusat Erasmus Mundus terbesar di Indonesia. Kepercayaan ini diawali dengan kepercayaan program Asia Link yang merupakan kerjasama UMM dengan dua perguruan tinggi di Asia dan dua perguruan tinggi di Eropa. Menjadi angota Erasmus Mundus berarti UMM merupakan satu-satunya universitas di Indonesia menjadi bagian dari program intrenasional yang dibiayai Uni-Eropa itu. Padahal awalnya ITB yang tahun sebelumnya sudah masuk di dalam konsorsium ini. Namun syarat yang diminta konsorsium tak dipenuhi, sehingga ITB tidak lagi menjadi bagian dari konsorsium.
Erasmus Mundus kata dia, merupakan kolaborasi 18 universitas dari 15 negara di Asia dan Eropa. Selain UMM, perguruan tinggi lain yang masuk konsorsium ini adalah University of Trento, Italia, Foggia University (Italia), University of Murcia (Spanyol), University of Innsbruck (Austria), University of Dresden (Jerman). Selain itu, University of Kuopio (Finlandia), University of Cyprus (Cyprus), University of Atilim (Turki), Universidade do Minho (Purtugal), National University of Laos, National University of Mongolia, Mongolian University of Science and Technology (Mongolia), Universiti Sains Malaysia, Truong Dai Hoc Bach Khoa Ha Noi (Vietnam), Hunan Normal University (China), dan Burapha University – Amphur Muang, Chonburi (Thailand).
Menurut Suparto, masuknya UMM jadi anggota manfaatnya sangat besar. Di antaranya, bisa terhubung setiap saat dengan universitas-universitas tersebut. Di samping itu, program-program kerjasama akan semakin inten dan banyak memberikan manfaat.
”Program pertukaran mahasiswa dan dosen ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama ini,” ucapnya.
Sementara itu salah satu dosen UMM yang baru pulang dari Turki dengan beasiswa Erasmus Mundus adalah Nasrullah M.Si. Kepala Humas UMM ini melakukan penelitian tentang PR di negara Eropa itu.
“Di Turki saat ini profesi PR menjadi profesi yang keren, karena upaya publikasi negara ini untuk menjadi bagian dari Uni Eropa,” ucapnya. (oci/eno)
MALANG - Tahun ini Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengirimkan 32 dosen dan mahasiswanya ke luar negeri. Mahasiswa dan dosen ini tersebar di 17 perguruan tinggi di tujuh negara di Eropa. Di antaranya di Dresden Jerman, Spanyol, Italia, Turki dan Portugal.
“UMM menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang paling banyak mendapatkan beasiswa Erasmus Mundus, sehingga banyak beasiswa yang diberikan untuk dosen maupun mahasiswa,” ungkap Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri UMM, Suparto.
Mahasiswa dari berbagai jurusan ini akan menempuh studi selama enam sampai 10 bulan atau sekitar satu tahun di negara Eropa. Mereka adalah mahasiswa terpilih yang telah lolos seleksi administrasi, IPK dan juga tes bahasa Inggris. Hanya saja pemberangkatan mahasiswa ini tidak secara serentak. Ada yang hampir menyelesaikan studi ada pula yang baru akan berangkat akhir Agustus ini.
“Paling banyak berangkat akhir Agustus, yang ke Finlandia berangkat minggu ini,” ucapnya.
Lebih jauh Suparto menuturkan UMM bisa dibilang sebagai salah satu pusat Erasmus Mundus terbesar di Indonesia. Kepercayaan ini diawali dengan kepercayaan program Asia Link yang merupakan kerjasama UMM dengan dua perguruan tinggi di Asia dan dua perguruan tinggi di Eropa. Menjadi angota Erasmus Mundus berarti UMM merupakan satu-satunya universitas di Indonesia menjadi bagian dari program intrenasional yang dibiayai Uni-Eropa itu. Padahal awalnya ITB yang tahun sebelumnya sudah masuk di dalam konsorsium ini. Namun syarat yang diminta konsorsium tak dipenuhi, sehingga ITB tidak lagi menjadi bagian dari konsorsium.
Erasmus Mundus kata dia, merupakan kolaborasi 18 universitas dari 15 negara di Asia dan Eropa. Selain UMM, perguruan tinggi lain yang masuk konsorsium ini adalah University of Trento, Italia, Foggia University (Italia), University of Murcia (Spanyol), University of Innsbruck (Austria), University of Dresden (Jerman). Selain itu, University of Kuopio (Finlandia), University of Cyprus (Cyprus), University of Atilim (Turki), Universidade do Minho (Purtugal), National University of Laos, National University of Mongolia, Mongolian University of Science and Technology (Mongolia), Universiti Sains Malaysia, Truong Dai Hoc Bach Khoa Ha Noi (Vietnam), Hunan Normal University (China), dan Burapha University – Amphur Muang, Chonburi (Thailand).
Menurut Suparto, masuknya UMM jadi anggota manfaatnya sangat besar. Di antaranya, bisa terhubung setiap saat dengan universitas-universitas tersebut. Di samping itu, program-program kerjasama akan semakin inten dan banyak memberikan manfaat.
”Program pertukaran mahasiswa dan dosen ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama ini,” ucapnya.
Sementara itu salah satu dosen UMM yang baru pulang dari Turki dengan beasiswa Erasmus Mundus adalah Nasrullah M.Si. Kepala Humas UMM ini melakukan penelitian tentang PR di negara Eropa itu.
“Di Turki saat ini profesi PR menjadi profesi yang keren, karena upaya publikasi negara ini untuk menjadi bagian dari Uni Eropa,” ucapnya. (oci/eno)