MALANG- Tahun ini Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali melanjutkan seleksi pengiriman dosen dan mahasiswanya ke 11 perguruan tinggi di tujuh negara Eropa. Mereka akan mengikuti kuliah satu hingga dua semester yang dibiayai oleh Komisi Uni Eropa.
Program Erasmus Mundus ini merupakan tahap kedua setelah tahun 2010 lalu UMM juga telah mengirim 27 mahasiswa dan 8 dosen ke Eropa. “Saya tidak menyangka dapat kesempatan kuliah di Minho University Portugal selama satu tahun. Saya juga bisa jalan-jalan keliling Eropa gratis,” kata Alumni Erasmus Mundus 2010-2011, Rendra Ardyansah.
Kesempatan yang sama juga berlaku untuk mahasiswa UMM lainnya. Ini merupakan kesempatan langka karena tidak semua kampus memiliki kerjasama dalam bentuk pertukaran dengan beasiswa seperti ini.
“Mahasiswa Eropa yang kuliah di UMM juga memperoleh transkrip yang diakui di kampusnya di sana. Jadi ini betul-betul pertukaran mahasiswa,” ujar Asisten Rektor Bidang Kerjasama Luar Negeri UMM, Suparto.
Program ini, menurutnya, adalah salah satu prestasi UMM sebagai World Class University (WCU) yang menjadi mimpi semua kampus di Indonesia. Bahkan mimpi itu sudah dipampang di materi-materi publikasi lengkap dengan menyebut kerjasama-kerjasama dengan pihak luar negeri, baik pemerintah, swasta maupun antar-universitas. Padahal, WCU memiliki standar yang sangat berbeda dari hanya kerjasama dengan pihak asing. WCU memiliki syarat yang berat dan belum sesuai dengan kebutuhan pendidikan tinggi bagi masyarakat di Indonesia. Indonesia memiliki kekhasan yang bisa menjadi nilai lebih dibandingkan dengan kampus di luar negeri.
Bagi UMM, lanjut Suparto, tidak perlu terburu-buru menyebut WCU atau apa. Baginya, yang terpenting adalah, pergaulan internasional mutlak diperlukan untuk menambah khazanah keilmuan, pengalaman dan perbandingan peradaban yang positif.
“Kerjasama luar negeri harus menguntungkan semua pihak dan harus realistis,” katanya.
WCU, kata Suparto, diakui perlu persiapan dan standar yang ketat dengan tahapan-tahapan yang jelas. “Keberhasilan UMM dalam kerjasama luar negeri dan prestasi selama ini, hanya sebagian kecil dari persyaratan masuk WCU,” kata Suparto.
UMM, misalnya, sudah mengantongi predikat Bintang Dua dari QS Star University Ranking yang berpusat di London, masuk di rangking 5 besar dunia dalam indikator rich files pada Webometrics yang berpusat di Spanyol, menjadi mitra konsorsium belasan universitas ternama di Australia dalam program Australian Consortium for In-Cauntry (Acicis), satu-satunya universitas di Indonesia yang menjadi mitra universitas-universitas di Asia dan Eropa dalam program Erasmus Mundus atas biaya Uni Eropa, menjadi satu-satunya mitra Amerika Serikat dalam pre-service training bagi relawan Peace Corps, serta menjadi mitra Republik Rakyat Iran yang membuka pusat studi bernama Iran Corner.
“Pekan lalu kami juga menerima kunjungan tim dari AUSaid yang sedang melakukan visitasi delapan universitas di Indonesia calon penerima hibah, di Jawa Timur UMM alhamdulillah satu-satunya yang terseleksi,” pungkasnya. (oci/han)