MALANG - Melanjutkan kemitraan antara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan College of Law, Government and International Studies (COLGIS) Universiti Utara Malaysia (UUM) yang telah digagas sejak dua tahun lalu, kedua institusi ini mengadakan seminar internasional bertajuk "Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia dan Malaysia", Selasa (10/11) di Aula Masjid AR Fachruddin UMM.
Seminar diadakan sebagai bentuk persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) mendatang. "Ini adalah tahun kedua FISIP mengadakan seminar bekerjasama dengan UUM," ujar Hevi Kurnia Hardini SIP MAGov, ketua pelaksana seminar internasional.
Hevi menjelaskan, kegiatan ini juga sebagai bentuk kerjasama antara UMM dan UUM. “MEA adalah satu hal yang sudah ada di depan mata. Pasarnya juga tunggal, antara Indonesia dan Malaysia juga memiliki banyak kesamaan. Jadi seminar ini sangat bermanfaat sekali," ucap dosen Ilmu Pemerintahan ini.
"Ini adalah langkah pertama untuk menghadapi MEA, dari antar kampus dengan Malaysia. Namun nanti tidak menutup kemungkinan akan jalin kerjasama dengan Thailand, Filiphina dan negara Asia Tenggara lainnya,” tambah Hevi.
Di tempat terpisah, dosen UUM Dr Nur Syakiran Akmal Ismail mengatakan, kerjasama kedua pihak memang disiapkan sebagai kemitraan yang bersifat jangka panjang. Menurutnya, target utamanya adalah membangun kajian Asia Tenggara dalam perspektif ASEAN Community.
“Selama ini isu Asia Tenggara masih merujuk pada publikasi western countries. Harusnya, yang otoritatif mengangkat isu Asia Tenggara adalah kita. Jika kita bisa mengambil peran itu, maka publikasi yang kita lakukan dapat mempengaruhi isu internasional,” papar peraih gelar PhD dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) ini.
Sebagaimana diketahui, seperti halnya Uni Eropa, negara-negara Asia Tenggara akan membentuk komunitas yang terintegrasi dalam wujud ASEAN Community. Sebab itulah, kerjasama antara sesama komunitas Asia Tenggara dipandang sebagai kemitraan yang strategis.(oci)