MALANG- Penghargaan Anugerah Kampus Unggul (AKU) untuk kategori universitas jatuh ke Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Penghargaan ini adalah kali kelima bagi UMM dari koordinator perguruan tinggi swasta (Kopertis) VII Jawa Timur. UMM dinyatakan sebagai universitas swasta terunggul dalam tiga kategori, yakni penelitian dan pengabdian masyarakat, pembinaan kemahasiswaan dan tatakelola.
Rektor UMM, Dr. Muhadjir Effendy, MAP, mengaku bersyukur atas perolehan penghargaan ini. “Alhamdulillah, penghargaan AKU untuk kategori universitas jatuh ke tangan UMM lagi,” ungkap Muhadjir.
Penghargaan AKU bagi UMM diakui dapat memicu semangat berprestasi lebih tinggi lagi. Selain itu, baik mahasiswa, dosen maupun karyawan UMM semakin bangga dengan kampusnya.
Pembantu Rektor II, Mursidi, mengatakan penghargaan ini bukan untuk membuat lupa diri, sebaliknya harus dapat dijadikan pelecut semangat bekerja keras, berprestasi di bidang-bidang lainnya.
“Tradisi berprestasi harus ada dalam diri setiap individu di kampus ini,” katanya.
Sejak tahun 2008, ketika kali pertama AKU digelar, posisi UMM belum bergeser sebagai kampus terbaik. Bahkan tahun lalu, setelah UMM unggul tiga kali berturut-turut, Kopertis menambahkan satu anugerah lagi yang diberi nama AKU Kartika untuk UMM.
Tahun ini ada tujuh universitas yang diberi penghargaan oleh Kopertis. UMM meraih peringkat I, sedangkan peringkat berikutnya secara berturut-turut adalah UK Petra Surabaya, UPN Surabaya, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Universitas Muhammadiyah Jember, Unmer Malang, dan Uwiga Malang.
Prestasi ini memperoleh apresiasi dari Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof. Dr. Musliar Kasim, ketika berkunjung ke UMM, beberapa waktu lalu Wamendikbud menyebut UMM sebagai kampus swasta penuh prestasi dan maju yang layak dijadikan contoh, bahkan oleh Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
“Sebagai mantan rektor PTN, saya ingin memprovokasi PTN karena PTS seperti UMM bisa jauh lebih maju. Ini pantas dijadikan contoh untuk memacu prestasi,” ujar mantan rektor Universitas Andalas, Padang itu. (oci/eno)