Aplikasi Herbify
Sumber : Humas UMM
Malang, VIVA – Enam mahasiswa dari empat Perguruan Tinggi berbeda se-Malang Raya membuat aplikasi Bernama Herbify. Ini adalah aplikasi untuk membantu masyarakat dalam mengakses informasi menyeluruh tentang semua hal yang berkaitan dengan herbal secara akurat.
Salah satu anggota tim berasal dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dia adalah Hania Pratiwi Ningrum. Dia mengungkapkan Tim Herbify berhasil masuk dalam Top 20 Final Capstone Project Bangkit Academy Batch 1 2023, setelah menyisihkan 786 tim se-Indonesia. Atas prestasinya, mereka mendapatkan dana inkubasi dari Google dan Dikti sebesar Rp140 juta.
Herbify memiliki visi untuk membuka potensi penuh Indonesia dalam industri herbal. Caranya yakni dengan menjadikan Herbify sebagai central hub dari semua yang berkaitan dengan herbal.
Herbify akan bekerja sama dengan berbagai praktisi herbal, pemerintah, produsen herbal, serta komunitas herbal untuk bersama-sama mewujudkan visi mulia tersebut.
“Jadi terdapat tiga fitur yang diunggulkan pada aplikasi ini, yaitu Herbal Pedia, Herbal Talk, dan Herbal Store. Untuk saat ini, aplikasi masih dalam tahap pengembangan dan akan launching di google play sekitar Desember ini,” kata mahasiswi informatika itu.
Dasar pembuatan Herbify berangkat dari informasi yang diterbitkan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB). Dimana Indonesia menjadi rumah bagi 80 persen dari seluruh tanaman obat di dunia. Terdapat sekitar 25 ribu hingga 30 ribu tanaman yang memiliki potensi sebagai bahan obat.
Oleh karena itu, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri herbal. Namun, hingga sekarang untuk menjangkau akses informasi herbal secara luas masih sangat sulit. Hal ini dapat berdampak pada penyalahgunaan serta penurunan minat masyarakat pada produk herbal.
Sementara itu, Herbify memiliki beberapa fitur salah satunya Herbal Pedia. Yakni kumpulan ensiklopedia mengenai tanaman, herbal dengan sumber terpercaya. Herbify akan bekerja sama dengan herbal Materia Medica Batu (MMB).
Konten yang dimuat yaitu seputar pengetahuan mengenai tanaman, khasiat, manfaat, serta cara mengolah tanaman tersebut. Adapula Herbal Talk, layanan konsultasi dengan dokter yang memiliki keahlian di bidang herbal. Kemudian juga Herbal Store merupakan layanan yang menyediakan obat obatan herbal terpercaya.
“Herbal pedia ini semacam scan deteksi tanaman herbal. Jadi misal kita tidak bisa membedakan mana kunyit dan mana kencur, nanti bisa di scan dan otomatis akan terdeteksi. Semisal tanaman kencur, otomatis akan diarahkan ke penjelasannya mengenai kencur,” ujar Hania.
Dengan adanya aplikasi Herbify ini, ia berharapa bisa lebih mengenal lagi tentang tumbuhan herbal yang ada di Indonesia. Hania menyayangkan kenyataan bahwa banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui manfaat lain dari tanaman herbal.
"Padahal ada banyak tumbuhan herbal yang bisa dimanfaatkan dan diolah secara maksimal di Indonesia tanpa harus mengekspornya ke luar negeri," tuturnya.