Amira Syafana Mahasiswa Program Studi PGSD, UMM. | Sumber : Humas UMM
Malang – Ada kisah inspiratif dari mahasiswi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Amira Syafana. Dia baru saja menyabet kemenangan pada Lomba Podcast Nusantara dan Juara I Lomba Opini Nasional PENMAS yang diadakan oleh Universitas Negeri Medan beberapa waktu lalu.
"Ini hal yang luar biasa dan suatu kebanggaan bagi saya dapat mengharumkan nama prodi dan kampus. Apalagi kategori yang dilombakan cocok dengan ide dan kegiatan saya sehari-hari," kata Amira, Selasa, 27 Desember 2022.
Pada Lomba Opini Nasional PENMAS, dia mengangkat judul 'Merajut Asa Pejuang Merdeka Belajar'. Opini ini berisi tentang implementasi merdeka belajar dengan mengubah keterbatasan manusia menjadi suatu potensi. Dia mengajak orang tua dan guru wajib menyayangi, mendidik, membina dan mengarahkan anak-anak.
“Bagaimanapun keadaannya, anak-anak adalah investasi dunia akhirat yang lahir dari rahim seorang ibu. Kelak mereka akan menyumbang banyak pemikiran untuk bangsa dan negara, berkontribusi untuk ibu pertiwi,” ujar Amira.
Selain gagasan lewat opini, Amira juga melakukan praktek langsung setiap hari. Karena dia aktif sebagai terapis di Omah Terapih Autis, sebuah Lembaga yang bekerjasama dengan Autism Center Malang. Di sana, ia mengajar basic life seperti membersihkan toilet sikat gigi, memegang sendok, hingga motorik kasar seperti melompat dan jalan.
“ Kebetulan saya mendampingi anak-anak usia sekitar 3 hingga 7 tahun. Saya tidak bisa menutup mata dengan keberadaan anak-anak yang spesial. Saya sangat bahagia bisa berbagi dan mendampingi mereka,” tutur Amira.
Meski menghadapi berbagai tantangan, Amira mengaku mendapat banyak hal positif di tempatnya bekerja. Salah satunya belajar menjaga regulasi emosi dengan baik. Ia juga bisa tahu cara merawat anak dan ilmu-ilmu parenting. Misalnya cara mengelola makanan karena kebanyakan dari mereka tidak bisa makan sembarangan.
Menariknya, Amira tidak hanya menulis opini, tapi dia sudah meluncurkan delapan judul buku. Ia berupaya memberikan semangat bagi mahasiswa dna anak muda lain untuk berkarya. Baik itu berkarya membantu sesama, maupun melahirkan buku dan lainnya.
"Mari mulai berpikir bahwa manusia tidak dikekang oleh batas dalam menggapai masa depan. Selalu ingat sesama dan juga mengembangkan potensi yang sudah diberikan oleh Sang Maha Kuasa,” kata Amira.