Mahasiswa Pascasarjana UMM Syaiful Muhammad Usman. Medcom.id/Daviq Umar Al Faruq
Malang: Keterbatasan ekonomi tak membuat Syaiful Muhammad Usman berhenti mengejar pendidikan. Pengemudi ojek online (ojol) itu kini terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Sosiologi Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kota Malang, Jawa Timur.
“Saya kuliah tidak semata-semata untuk memperoleh gelar, namun juga untuk menambah ilmu sebanyak mungkin dan menambah relasi. Saya ingin belajar tentang sosiologi dan politik, karena ingin menjadi negarawan,“ kata pria asal Pulau Timor, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu, Selasa, 20 Desember 2022.
Berbekal manajemen waktu yang baik, Syaiful menyelaraskan langkahnya tetap bekerja tanpa menyisihkan kewajiban belajar. Meski online, setiap perkuliahan dikuti dengan sungguh-sungguh.
“Kerja mulai pagi sampai malam. Kalau sedang ada jadwal kuliah, saya off-kan dulu aplikasinya. Selesai kuliah lanjut ngojek lagi,” cerita dia.
Syaiful tak minder dengan pekerjaannya. Dia mengaku menjadi pengemudi ojol justru memberikan banyak kemudahan dalam hidup.
Dalam sehari, dia bisa mendapat ratusan ribu rupiah. Meski terlihat sedikit, tapi lama-kelamaan banyak dan mampu menghidupi dirinya serta membayar kuliah.
Kuncinya, kata dia, tidak merasa gengsi karena tepenting pekerjaan bisa menghasilkan dan berkah. Tekad Syaiful yang besar melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi juga ia usahakan melalui jalur beasiswa.
“Alhamdulillah Allah memberikan jalan dan kemudahan dari arah yang tidak disangka-sangka. Saya mendapatkan potongan biaya dari pihak kampus karena aktif di Pemuda Muhammadiyah Kupang, selain itu juga ada bantuan dari BAZNAS, dompet Dhuafa, dan LAZISMU,” beber dia.
Kesempatan emas itu tak dia sia-siakan. Meski terpisah jarak cukup jauh dengan kampung halaman, semangat dan keinginannya besar.
Syaiful optimistis ikhtiarnya dapat menjadi tangga yang mengantarkan dirinya mewujudkan mimpi. Dia ingin membantu orang lebih banyak melalui berbagai kebijakan yang dibuat.
Dia bercita-cita menjadi salah satu anggota dewan. Menurutnya, ranah politik menjadi tempat yang strategis untuk membantu. Bukan hanya satu dua saja, tapi banyak orang.
Meski memiliki pengalaman di lembaga zakat, namun ia merasa masih kurang maksimal. Dia belajar di UMM untuk meningkatkan kapasitas.
Syaiful mengaku memilih UMM sebagai tempat melanjutkan studi ialah pilihan paling tepat. Menurutnya, menjadi mahasiswa UMM merupakan kebanggan sendiri.
“Meskipun jaraknya cukup jauh, kami orang-orang NTT terutama yang muslim merasa bangga berkuliah di UMM yang memiliki nuansa religius dan berskala internasional,” ujar dia.
Selain banyak kesempatan beasiswa, Pendidikan Pascasarjana di UMM menurutnya cukup terjangkau karena dapar dibayar secara berangsur. Ini menjadi salah satu yang meringankan langkahnya. Dosen yang sangat kooperatif juga menjadi salah satu hal yang membuat dirinya merasa nyaman.