Malang, memorandum.co.id – Potensi penyakit diabetes kini semakin meningkat. Menurut penelitian dari International Diabetes Federation, diprediksi tahun 2030 Indonesia, akan menjadi peringkat 6 negara dengan penderita diabetes terbanyak.
Hal itu sebagaimana disampaikan Dosen Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ns Zaqqi Ubaidillah, MKep Sp Kep MB
Menurutnya, mudahnya layanan pesan antar aneka makanan dan paket diskon dari restoran, memudahkan masyarakat menikmati makanan yang diinginkan.
Seperti nasi goreng, mi goreng, nasi uduk, nasi padang, makanan cepat saji, dan makanan berpengawet lainnya. Sedangkan minuman, seperti kopi susu, makanan cepat saji, roti manis, hingga kue kekinian.
“Tak cuma kopi dan boba, aneka minuman kemasan, termasuk jus dan minuman berkarbonasi lainnya juga mengandung kadar gula yang cukup tinggi. Bahkan melebihi dari kebutuhan harian maksimal orang dewasa,” terangnya, Selasa (4/4/23)
Meski demikian, ini tak berarti masyarakat tidak diperbolehkan mengonsumsi makanan atau minuman favorit. Selama tidak rutin dan bsia membatasi, Zaqi mengatakan bahwa mencoba dan mencicipi makanan kekinian diperbolehkan asal sesuai takaran.
Ia juga mengajak, masyarakat memahami kandungan di dalam berbagai makanan. Salah satu caranya, dengan membaca kandungan gizi di kemasan. Dengan begitu, bisa mengatur makanan yang bisa rutin dan yang harus dibatasi.
“Sebaiknya masyarakat memperbanyak konsumsi sayur dan buah. Pun dengan minuman yang mengandung 0 kalori seperti air putih, kopi, serta teh tanpa gula,” lanjutnya.
Peluang diabetes meningkat karena minuman berglukosa tinggi meningkatkan radikal bebas dalam tubuh.
Menyebabkan toxic glukosa yang dapat merusak sel beta pankreas. Sementara sel ini memiliki tugas penting untuk mengeluarkan insulin.
“Selain diabet, makanan atau minuman yang tinggi gula juga dapat merusak endotel pembuluh darah yangg dapat mengakibatkan aterosklerosis atau penyumbatan pembuluh darah,” pungkas perawat spesialis medikal bedah UMM itu. (edr)