Layaknya jembatan kaca Zhangjiajie, Malang punya 'Ngalam Indonesia'

Author : Humas | Tuesday, October 10, 2017 06:26 WIB | MERDEKA.com -

Jembatan yang menghubungkan dua kampung tematik yakni Kampung Warna Warni dan Kampung Tridi menjadi jembatan kaca pertama di Indonesia. Jembatan yang diberi nama 'Ngalam Indonesia' itu berdiri kokoh di atas Sungai Brantas, yang sekaligus menjadi Ikon baru Kota Malang

Jembatan tersebut menghubungkan Kampung Wisata Warna Warni di Kelurahan Jodipan dan Kampung Tridi di Kelurahan Kesatrian. Pemerintah Kota Malang meresmikan penggunaannya, Senin (9/10). 

Sebelum jembatan dibangun, wisatawan yang ingin menikmati kedua sisi kampung harus menaiki puluhan anak tangga dan memutar lewat Jembatan Brantas. Munculnya Jembatan Kaca menjadi fasilitas baru bagi warga sekaligus alternatif bagi pengunjung.

Selain mempermudah akses, kekerabatan antar kampung pun kian rekat, sekaligus untuk mempercantik Kota Malang. 

Selain itu, lewat lantai kaca, warga dan pengunjung diajak menikmati pemandangan dasar sungai dari atas jembatan. Kaca yang transparan memiliki sensasi tersendiri layaknya Jembatan Kaca di Zhangjiajie Cina. 

Jembatan dengan dominasi warna kuning itu memiliki ketinggian 9,5 meter di atas tanah dengan panjang 25 meter serta lebar 1,25 meter. Jembatan dapat dilalui dua jalur atau dua orang yang berjalan berpapasan.

Kapasitas jembatan kaca itu sendiri mampu menampung maksimal 50 orang dan menanggung beban 250 kilogram. Kini, jembatan kaca menjadi spot foto baru bagi netizen yang kerap mengunggah foto-foto menariknya di media sosial.

"Jembatan Kaca Ngalam Indonesia ini adalah destinasi wisata baru yang menguji adrenalin," kata Anton dalam peresmian di Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Senin (9/10).

Konstruksi jembatan dirancang oleh dua mahasiswa Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Mahatma Aji dan Khoriul di bawah binaan Ir. Lukito Prasetyo. Pembangunan terhitung sejak 8 Juni dan dinyatakan rampung 25 September dengan materi bahan yang sudah teruji kekuatannya.

Jembatan tersebut tidak hanya memiliki fungsi penghubung semata, tapi juga memiliki nilai estetika. Karena itu desain model jembatan gantung dengan tambahan kaca sebagai material pijakannya. 

"Agar pada malam hari, pijakan jembatan yang terbuat dari kaca dapat memperlihatkan lampu-lampu yang indah," tutur Lukito.

Pembangunan jembatan kaca diprediksi akan banyak menyedot wisatawan tersebut. Selain itu juga diharapkan berkorelasi dengan peningkatan daya ekonomi warga serta pertumbuhan produk UMKM masyarakat setempat. 

"Jembatan ini adalah inspirasi bagi kita, di mana dua kampung di Kelurahan Ksatriyan dan Jodipan ini awalnya kumuh kini menjadi jujugan wisatawan nusantara dan mancanegara, hal ini adalah mimpi warga yang terealisasi," kata Anton.

"Ini adalah bentuk dari konsep memajukan ekonomi rakyat, karena itu saya berharap jembatan ini bisa menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan penghasilan masyarakat di dua kampung ini," sambungnya.

Wali Kota Malang sangat berharap, warga dua kelurahan itu bisa menjaga jembatan kaca tersebut dengan cara merawat dan mengikuti berbagai petunjuk yang sudah diberikan oleh para perancang bangunan.

Perlu diketahui, Kampung Warna Warni merupakan inisiasi delapan mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM yang tergabung dalam kelompok praktikum Public Relations (PR) Guys Pro. Lahirnya Kampung Wisata tersebut menjadi inspirasi berdirinya Kampung Tridi yang berada di seberang sungai. 
Sejak diresmikan September 2016, kedua kampung itu selalu padat pengunjung.

Vice President Direktur PT Indana, Steve Antonious Sugiharta menjelaskan, tak sedikit biaya dihabiskan untuk pembuatan jembatan kaca. Lebih-lebih, kata Steven, ada sekitar enam ton cat tersalurkan untuk memperindah KWJ dan Kampung Tridi. 

"Indana sebagai perusahaan cat asal Malang, akan terus membantu pembangunan di Kota Malang. Wujud kepedulian sosial ini sebagai bentuk terima kasih kami pada warga," ujarnya.Indana juga telah banyak menyelesaikan program CSR. Sebut saja Kampung Hijau Decofresh, Kampung Warna-warni (KWJ), Kampung Tridi, Kampung Putih, dan mural flyover Arjosari. 

Saat ini, Indana juga tengah mengerjakan Kampung Arema yang posisinya berada tepat di sebelah barat Kampung KWJ dan Kampung Tridi. Kampung Arema identik warna biru di tiap-tiap dinding dan atapnya. [rhm]

Harvested from: https://www.merdeka.com/peristiwa/layaknya-jembatan-kaca-zhangjiajie-malang-punya-ngalam-indonesia.html
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: