MUHAMMADIYAH.OR.ID, TABANAN – Pengabdian yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terkait dengan sistem pengairan sawah di Bali, Subak Bali mendapat apresiasi dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB atau UNESCO.
Pada 14 Oktober lalu, tim UNESCO datang dan mengamati bagaimana pengembangan dari Subak Bali, utamanya dalam aspek air, lingkungan, hingga pangan. Ini juga bagian dari UMM untuk mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs).
Kunjungan UNESCO tersebut diwakili oleh Julia Baribeau dan Prof. Adv. Giuseppe Musumeci. Mereka mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi usaha Kampus Putih dalam memelihara Subak Bali. Mereka juga ikut serta mengunjungi ke hulu sungai, temuku air di sawah, titik demplot, dan akhir dari aliran air.
“Jangan hanya dilakukan di Tabanan saja, tapi UMM juga harus meluaskan jangkauannya di berbagai daerah di Bali. Bahkan bisa diimplementasikan se-provinsi Bali agar manfaatnya juga bisa dirasakan orang banyak,” kata Musumeci dikutip dari siaran pers pada (18/10).
Sementara itu, Ketua tim pengembangan Subak UMM Prof. Indah Prihartini senang karena demonstration site (demplot) yang ada di Subak bisa diakui oleh organisasi dunia. Hal itu juga tak lepas dari upaya UMM mengajukan ke UNESCO agar mendapatkan rekognisi internasional.
“Beberapa waktu lalu, tim kami juga sempat mempresentasikan dan mengajukannya di workshop UNESCO yang bertempat di Tiongkok. Kami menjelaskan bahwa UMM ingin menjalankan smart organic farming untuk meningkatkan Subak Bengkel sebagai pusat pangan, lingkungan, dan budaya. Kemudian tim Ecohydrology UNESCO datang dan mengapresiasi dan menyetujui pengajuan kami ini,” katanya.
Implementasi teknologi dalam pertanian ini juga memberikan dampak yang positif. Terhitung ada 9-12 ton per hektar yang dihasilkan di sembilan titik. Indah dan tim juga mendampingi prosesnya dari awal hingga akhir.
Adapun sertifikat dan legitimasi atas pengakuan ini akan diserahkan langsung pada Desember mendatang. Indah mengatakan, penetapan Subak sebagai demonstration site memotivasi timnya untuk menghadapi tugas berat. Salah satunya berupaya agar sistem subak dan pertanian di sana tidak berubah menjadi hunian rumah. Begitupun dengan menciptakan lingkungan yang baik dan terpelihara.
Perlu diketahui, Subak adalah sistem pengairan masyarakat Bali yang menyangkut hukum adat dan mempunyai ciri khas, yaitu sosial-pertanian-keagamaan dengan tekad dan semangat gotong royong dalam usaha memperoleh air dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan air dalam menghasilkan tanaman pangan terutama padi dan palawija.