Mendikbud Muhadjir Effendy. (Foto: Dok. UMM)
KLATEN - Selain untuk memberikan pengetahuan, sekolah juga diharapkan bisa membentuk karakter para siswanya. Karena itulah muncul gagasan mengenai full day school yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut menuturkan, penerapan wacana full day school sendiri tidak harus dilakukan dengan terburu-buru. "Kita pelajari semuanya nanti. Kita sesuaikan dan tidak harus tergesa-gesa," ungkapnya di sela kunjungan kerja di Klaten, Jawa Tengah.
Muhadjir menuturkan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla juga meminta untuk dipelajari bentuk kebijakan tersebut jika nantinya ingin diterapkan. "Saya sebagai pembantu Presiden RI kan harus patuh," ujarnya.
Pria asal Madiun tersebut tidak terlalu risau dengan kegaduhan yang terjadi di tengah masyarakat mengenai wacana full day school tersebut. "Biasa, namanya juga baru. Kita lanjutkan tapi tidak segera. Kita akan lihat responsnya seperti apa," imbuhnya.
Untuk saat ini, Muhadjir menekankan, pihaknya masih dalam tahap melihat sejumlah kekurangan dan kelebihan dari ide full day schooltersebut. "Kalau nanti layak, akan kita jalankan secara bertahap," tambahnya.
Menurutnya, konsep full day school ini bertujuan untuk memberikan banyak pendidikan karakter melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Dengan kata lain, siswa tidak seharian penuh belajar di ruang kelas. "Jadi kegiatannya tidak seperti di boarding school," imbuhnya.
Dia menuturkan pendidikan karakter bagi siswa Sekolah Dasar (SD) mencakup 70 persen pembelajaran yang ada. Sisanya 30 persen adalah pada pengetahuan. "Sedangkan untuk SMP pendidikan karakternya yaitu 60 persen, 40 persennya itu pengetahuan. Program full day school ini luwes, jadi kegiatannya tidak harus di sekolah tapi berada di bawah tanggungjawab sekolah," tutupnya. (ira)
(rfa)