Mendikbud: Gagasan Full Day School Terus Berjalan
JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, memberikan klarifikasi gagasan full day school yang menjadi buah bibir di masyarakat. Menurut Muhadjir, gagasan tersebut sebenarnya merupakan proses perluasan pembelajaran.
"Muatannya berupa pendidikan karakter, jadi bukan berarti memadatkan pelajaran. Sekolah itu enjoy, bisa menjadi rumah kedua," ujar Muhadjir kala berbincang dengan Redaksi MNC Media di Auditorium Sindo, Jakarta, Kamis (11/8/2016).
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah (UMM) tersebut juga memaparkan alasan tercetusnya gagasan full day school untuk pendidikan dasar SD dan SMP. Para anak-anak di jenjang itu, kata dia, merupakan generasi penerus bangsa pada 2045 sehingga perlu disiapkan secara matang pendidikan dan karakternya.
"Kemudian muncul alternatif boarding learning yakni perluasan pembelajaran. Cara ini dilakukan karena mengganti kurikulum tidak mungkin, terlalu membebani," tuturnya.
Konsep full day school sendiri akan diimplementasikan dengan menempelkan pendidikan karakter. Namun, terdapat 18 karakter yang harus dibentuk, sehingga tidak seluruhnya dapat disisipkan dalam mata pelajaran yang ada.
"Setelah didiskusikan, termasuk waktu itu dengan Bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla muncul istilah full day school. Tetapi yang menjadi isu bukannya pendidikan karakternya tetapi full day-nya, sehingga menjadi seperti sekarang," ucapnya.
Terlanjur menjadi kontroversi, Muhadjir sepakat untuk mengkaji gagasan tersebut lebih dalam. Kendati demikian, dia memastikan bahwa proses akan tetap berjalan hingga akhirnya bisa diterapkan.
"Gagasan jalan terus. Nanti akan ada pilot project dan konsepnya juga sedang dipertajam. Perlu diketahui juga gagasan ini nantinya pro lokal. Pembelajaran akan dikaitkan dengan kebudayaan masing-masing daerah. Tinggal bagaimana memanfaatkan sumber belajar yang ada," tandasnya.
(kem)