SURABAYA - Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Dikti Litbang), PP Muhammadiyah, Prof. Lincolin Arsyad, mengatakan Muhammadiyah kini telah memiliki 10 perguruan tinggi yang membuka Fakultas Kedokteran (FK).
"Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) menjadi kampus ke-10 di bawah Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang resmi memiliki Fakultas Kedokteran," katanya setelah meresmikan FK UMS di Surabaya, Kamis (14/4/2016).
Ia mengatakan beberapa kampus Muhammadiyah yang lebih dulu memiliki FK, di antaranya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Muhammadiyah (UM) Solo, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan sebagainya.
"Semua kampus itu, rata-rata telah memiliki rumah sakit (RS) pendidikan sendiri-sendiri. Kepemilikan RS pendidikan merupakan salah satu syarat pendirian FK di sebuah perguruan tinggi," kata dia.
Menurut dia, RS ini nantinya digunakan mahasiswa FK sebagai tempat praktik selama berkuliah. Dengan memiliki FK, pamor sebuah kampus bisa terangkat, artinya kampus yang mempunyai FK berarti kampusnya berkualitas.
Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menjelaskan setelah UMS akan menyusul membuka FK, yaitu Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), serta Universitas Muhammadiyah Jember (UMJ).
"Membuka FK cukup berat dibandingkan dengan membuka fakultas lainnya. Selain harus memiliki RS pendidikan, kampus yang berniat membuka FK wajib memiliki 20 dosen tetap," tuturnya.
Sementara itu, Rektor UMS, Dr Sukadiono mengatakan, saat ini pendaftaran mahasiswa baru di FK sudah dibuka hingga ditutup 26 April mendatang dengan kuota hanya 50 kursi, namun pendaftar sudah tercatat 120 orang.
Pria yang akrab disapa Suko ini melanjutkan RS Pendidikan UMS berada di RS Siti Khadijah, Sidoarjo. Namun, pihaknya mulai menyiapkan pembangunan RS pendidikan sendiri.
"RS pendidikan itu nantinya dibangun di area kampus dengan target lima tahun ke depan. Anggaran yang sudah disiapkan mencapai Rp150 miliar, rinciannya Rp100 miliar untuk membangun gedung, sedangkan Rp50 miliar untuk melengkapi peralatan RS," tandasnya.