YOGYAKARTA, (PRLM).- Jika disusun dalam bentuk piramida, 400 perguruan tinggi swasta (PTS) Islam sebagian besar posisinya di kaki piramida. Sebagian kecil saja PTS Islam yang maju dan posisinya di pucuk piramida.
Guru Besar Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof. Dr. Muhadjir Effendy menyatakan banyak persoalan yang melingkupi PTS Islam sehingga posisi terbanyak di kaki piramida atau posisi belum maju.
Berbicara usai rapat koordinasi PTS Islam di Yogyakarta, rektor UMM tersebut menyatakan memajukan PTS Islam perlu kerja keras. Dalam pendekatan untuk solusi mencapai kemajuan, idak bisa diseragamkan karena keragaman latar belakang ideologi, manajemen, visi dan misi serta payung kelembagaan.
PTS Islam sebagian bernaung di bawah Departemen Agama, sebagian lainnya di bawah koordinasi Departemen Pendidikan Nasional, ada pula yang berada di bawah naungan dua departemen tersebut.
Menurut dia, PTS Islam maju dan besar yang proporsinya sekitar 10%, memiliki peluang untuk membantu meningkatkan kualitas PTS Islam yang "tertinggal". Bentuknya dengan sinergi atau membentuk semacam PTS pembina.
"Saat ini PTS Islam maju sudah bicara peluang world competion university (WCU), sebagian besar perguruan Islam lainnya memerlukan bantuan perguruan Islam yang besar," ujar dia.
Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Prof. Dr. Edy Suandi Hamid menyatakan problem lain PTS Islam menyangkut perlakuan diskriminatif dari pemerintah. Ketua Umum Badan Kerjasama PTS Islam tersebut menyatakan, UU Pendidikan Nasional telah menyetarakan status PTS dan PT Negeri (PTN).
"Dalam praktik, PTS diperlakukan diskriminatif seperti penentuan koordinator PTS dengan Kopertis harus dari PTN. Pemerintah mengizinkan PTN membuka kelas jauh, dan memberikan block grant (anggaran) kepada PTN. Keistimewaan yang diterima PTN tersebut tidak dirasakan oleh PTS. Diskriminasi tersebut harus dihilangkan," ujar dia Minggu (20/12).