Atasi Stunting, Mahasiswa UMM Ciptakan Biskuit Bayi dari Biji Nangka dan Kacang Tunggak

Author : Humas | Monday, July 10, 2023 08:07 WIB | portal bontang -

MuhammadMUHAMMAD

 10 Juli 2023

Reading Time: 2 mins read

Atasi Stunting, Mahasiswa UMM Ciptakan Biskuit Bayi dari Biji Nangka dan Kacang Tunggak

Kelompok mahasiswa program studi Ilmu Teknologi Pangan (ITP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui program kreativitas mahasiswa (PKM) membuat inovasi produk makanan bayi. (Humas UMM)

PORTAL BONTANG – Hasil survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI menunjukkan penurunan prevalensi stunting di Indonesia menjadi 21,6 persen pada tahun 2022. Meskipun penurunan ini merupakan berita baik, namun belum mencapai standar WHO yang menetapkan prevalensi stunting harus kurang dari 20%.

Menyadari kasus stunting ini, kelompok mahasiswa Program Studi Ilmu Teknologi Pangan (ITP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembangkan inovasi produk makanan bayi melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Produk tersebut berupa biskuit yang terbuat dari tepung biji nangka dan kacang tunggak.

“Dari banyaknya penelitian yang ada, biji nangka sendiri memang memiliki kandungan karbohidrat. Pun dengan kacang tunggak yang memiliki kandungan protein yang cukup tinggi yaitu 24,4 gram. Kedua bahan itu disubstitusi menjadi tepung yang kemudian kami olah menjadi biskuit,” ungkap Fakhri, dilansir dari rilisnya kepada PortalBontang.com.

Selain sebagai makanan pendamping ASI, biskuit ini juga dapat diolah menjadi bubur dan berfungsi sebagai mainan untuk merangsang motorik bayi. Tim PKM-RE ini berhasil mendapatkan pendanaan dari Kemdikbud, dan selanjutnya akan melakukan uji proksimat untuk mengidentifikasi kandungan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak, dan serat pada produk yang dihasilkan. Selain itu, produk ini juga akan diuji secara organoleptik dan diujicobakan pada bayi dan ibu hamil.

“Karena memang fokusnya fokus kami ke bayi, jadi produk yang kami buat berupa biskuit sebagai makanan pendamping asi. Biskuit ini juga bisa diolah menjadi bubur. Selain itu, biskuit sendiri bisa menjadi makanan sekaligus sebagai mainan untuk merangsang motorik pada bayi atau anak-anak. Alhamdulillah PKM-RE yang sedang kami buat telah mendapat pendanaan dari Kemdikbud,” ungkap Fakhri.

Fakhri berharap bahwa produk yang dikembangkan melalui PKM-RE ini dapat membantu mengurangi prevalensi stunting di Indonesia, sehingga dapat menghasilkan generasi yang sehat dari bayi dan ibu yang sehat.

“Semoga produk yang kami buat dari PKM-RE ini bisa membantu menurunkan prevalensi stunting di Indonesia, sehingga dapat menciptakan dan melahirkan generasi bangsa yang sehat dari bayi dan ibu yang sehat,” harap Fakhri.

Pengembangan produk ini melibatkan kerjasama tim lainnya, termasuk Herlina Diah Ayu Rosita, Zurotun Nasifah, Audina Aura Sarie, dan Wahyu Amalia. Selain itu, kelompok mahasiswa teknologi pangan juga mendapatkan dukungan dan bimbingan dari Prof. Dr. Ir. Hj. Noor Harini, MS, dosen Ilmu Teknologi Pangan (ITP) di UMM. ***

Harvested from: portalbontang.com/atasi-stunting-mahasiswa-umm-ciptakan-biskuit-bayi-dari-biji-nangka-dan-kacang-tunggak/
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: