PWMU.CO – Kesehatan dan pendidikan menjadi hal yang perlu diperhatikan, namun kesejahteraan ekonomi juga tidak kalah penting bagi masyarakat. Dengan begitu ada harapan bagi para pekerja sosial untuk lebih meningkatkan pelayanan yang dimiliki. Hal itu disejelaskan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak sebagai salah satu pemateri dalam agenda kuliah umum nasional yang diadakan oleh program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial (Kesos) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Kegiatan bertemakan ‘Paradigma Baru dalam Manajemen Pembangunan Kesejahteraan Sosial di Indonesia’ tersebut dihadiri oleh 260 peserta pada Selasa, (17/12/2024). Menariknya, turut hadir berbagai mahasiswa dari latara belakang dan agama yang berbeda. Ini juga menjadi bukti inklusivitas UMM dalam melaksanakan kiprahnya.
Emil mengatakan, untuk mensejahterakan ekonomi masyarakat, solusi yang dapat dilakukan adalah dengan mengatasi kemiskinan. Misalnya dengan upaya pemenuhan kebutuhan dasar atau pemberian bantuan sosial kepada masyarakat yang dikategorikan kurang mampu.
“Maka cara agar masyarakat dapat lepas dari kemiskinan yakni dengan tidak hanya mengandalkan bantuan sosial saja, tetapi dengan membiarkan masyarakat tersebut mandiri secara ekonomi. Inilah tantangan yang harus lebih dulu ditangani,” katanya.
Menurutnya, ada empat pilar baru dalma kesejahteraan sosial. Di antaranya teknologi pelayanan publik, perubahan lansekap ekonomi, integrasi jaring pengaman sosial, dan demografi serta sosiokultur. Dalam hal teknologi pelayanan publik, pemerintahan bisa menggunakan big data, AI dan teknologi sebagai sarana prasarana. Meski banyak tantangan yang harus dihadapi, namun dengan memaksimalkan SDM pekerja sosial, ia optimis dapat meningkatkan pelayanan kesejahteraan sosial di Indonesia.
Turut hadir aktivis penggerak masyarakat sekaligus alumnus Kesos UMM Luthfi Jayadi Kurniawan. Ia menjelaskan bahwa negara wajib melindungi para warga negaranya. Seperti yang tertera dala sila ketika yang membahas mengenai keadilan masyarakat.
“Yang cukup memprihatinkan adalanya, banyak orang berpikir bahwa pekerja sosial sama halnya dengan orang yang sedang bekerja bakti di lingkungan RT. Padahal tidak seperti itu. Saya yakin para alumni prodi Kesos UMM punya potensi dan kualitas untuk menjadi pekerja sosial yang baik. Maka dari itu, mari definisikan profesi pekerja sosial ini dengan tepat karena kita bekerja untuk kemanusiaan,” katanya.
Terkait agenda itu, Rektor UMM Nazaruddin Malik menjelaskan bahwa manajemen pembangunan kesejahteraan sosial dapat berbasis dasar negara yakni pancasila.
“Negara harus mampu membuka akses bagi segenap warganya. Terutama untuk mendapatkan akses untuk kesetaraan kehidupan yang layak. Contohnya pada pemenuhan kebutuhan pokok atau kekayaan yang wujudnya kemakmuran,” katanya. (*)
Penulis Hassan Al Wildan Editor Amanat Solikah