PWMU.CO – Puluhan UMKM industri pangan di Kota Malang belum tersertifikasi halal. Dari temuan Tim Riset Humaniora Program Kreativitas Mahasiswa (PKM-RSH) dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), 73 dari 153 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) industri pangan di Kota Malang belum memiliki sertifikasi halal.
Sinta Krismaya, Ikhdazahrotuni Saaul Mufidah, Wangi Mawar Taqwani dan Yoga Adiwinata Prayitno, adalah mahasiswa UMM yang berhasil menemukan data tersebut melalui PKM-RSH berjudul Halal Awareness: Analisis Kesiapan UMKM Industri Pangan di kota Malang dalam Mengadopsi Halal Certification.
Ikhdazahrotunni Saaul Mufidah menyampaikan, ada banyak tantangan yang menghambat UMKM mendapatkan sertifikasi halal. Termasuk masalah keuangan.
“Faktor kendala yang signifikan meliputi keterbatasan sumber daya, kurangnya pemahaman tentang prosedur dan manfaat dari sertifikasi halal, serta biaya yang terkait dengan proses sertifikasi,” ujar mahasiswi dari Program Studi Akuntansi tersebut, seperti yang keterangan tertulis yang diterima PWMU.CO, Jumat (4/8/2023).
Dari hasil riset, Ikhda, sapaannya, dan tim menyoroti pentingnya edukasi dan pemahaman tentang sertifikasi halal. Bukan hanya dari perspektif konsumen, tpai juga dari sudut pandang produsen. Maka, perlu adanya bekal dan arahan bagi pelaku UMKM untuk mendapatkan pemahaman yang cukup.
“Halal tak hanya berhubungan dengan bahan dan proses produksi. Tetapi juga mencakup seluruh aspek produk, termasuk nama produk,” tegasnya.
Menurut Ikhda, jika ditelisik, sertifikasi halal dapat meningkatkan minat pembeli dan pangsa pasar. Berangkat dari temuan itulah, tim yang dibimbing oleh Fahmi Dwi Mawardi SE MSA ini berharap pemerintah bisa lebih berperan aktif. Utamanya dalam aspek sosialisasi akan pentingnya sertifikasi halal.
“Semoga temuan kami ini menjadi sumbangsih nyata bagi UMKM industri pangan di Kota Malang. Sehingga mereka bisa lebih siap dan kompeten dalam mengadopsi sertifikasi halal. Dengan demikian, masyarakat juga dapat lebih percaya dan menikmati produk halal dari kota wisata yang semakin berkembang,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni