Derlin Julianto, Peraih Medali Emas Kejuaraan Internasional Taekwondo

Author : Humas | Monday, July 17, 2023 16:00 WIB | Radar Malang.ID - Radar Malang.ID

Derlin Julianto, atlet Taekwondo, mahasiswa UMM sekaligus peraih medali emas kejuaraan ITF tingkat Asia di Malaysia. (Derlin Julianto for Radar Malang)

Derlin Julianto, atlet Taekwondo, mahasiswa UMM sekaligus peraih medali emas kejuaraan ITF tingkat Asia di Malaysia. (Derlin Julianto for Radar Malang)

Dulu Korban Bully, Kini Jago Bela Diri

Prestasi itu jelas mentereng bagi Derlin Julianto. Sebab dia baru menekuni taekwondo pada 2018. Tujuan awalnya pun bukan untuk memburu medali. Melainkan bekal mengikuti seleksi masuk TNI.

FAJAR ANDRE SETIAWAN

Asia Invitational Taekwon-Do Championship dia genggam saat ditemui Jawa Pos Radar Malang Jumat lalu (14/7). Sesekali kepalanya menggeleng. Seolah tak percaya bisa menyabet gelar juara event bela diri internasional yang dilaksanakan di Malaysia pada awal Juni lalu. Mahasiswa D3 Teknik Elektronika dan Informatika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu menceritakan, sejak kecil dia sudah mendamba bisa jadi prajurit TNI.

Saat lulus SMA pada 2018, Dhein pun mempersiap kan diri. Salah satunya dengan mempelajari seni bela diri. ”Saat itu tante yang memberi saran. Dia bilang kalau masuk TNI harus punya background bela diri,” tuturnya. Awalnya Dhein diberi dua pilihan. Yakni Taekwondo dan boxing atau tinju.

Dari beberapa pertimbangan, lelaki kelahiran 31 Juli 2000 itu memutuskan untuk masuk dalam klub bela diri taekwondo. ”Waktu itu pertimbangannya hanya masalah jarak. Kalau pilih boxing, tempat latihannya terlalu jauh dari rumah,” imbuhnya. Hari-hari pertama berlatih bela diri, Dhein tidak menjalaninya dengan sepenuh hati.

Hanya sekadar memperkuat fisik sebagai bekal tes masuk TNI. Pengalaman pernah menjadi korban perundungan juga membuat Dhein cenderung membenci kekerasan. Sempat muncul perasaan lebih baik memukul daripada dipukul. Berkat taekwondo, secara perlahan perasaan itu berhasil dia lawan.

Dhein tak lagi alergi dengan unsur kekerasan dalam seni bela diri. Tak perlu lagi merasa bersalah bila harus memukul lawan dalam konteks olahraga. Bungsu dari dua bersaudara itu juga beruntung lantaran memiliki pelatih multitalenta. Tak hanya ahli dalam taekwondo, melainkan juga kickboxing. ”Jadi saya bisa belajar dua jenis seni bela diri sekaligus. Beliau juga mengatakan bahwa saya memiliki potensi yang bagus,” ujarnya.

Omongan sang pelatih itu diikuti dengan tawaran untuk mengikuti kejuaraan. Dhien sempat ragu karena masih terbilang baru dalam belajar seni bela diri. Dia merasa belum siap untuk mengikuti kejuaraan pertama. Tapi sang pelatih tetap bersikukuh. Meyakinkan Dhien bahwa dia harus siap melewati kejuaraan pertamanya dengan percaya diri. ”Akhirnya saya kehabisan alasan untuk menolak,” kenangnya.

Di luar dugaan, kejuaraan pertama yang dia ikuti langsung berbuah prestasi. Pemuda asal Konawe Utara, Sulawesi Tenggara itu berhasil menyabet juara tiga. Rasa percaya diri Dhein pun semakin meningkat. Sejak saat itu, dia tidak pernah menolak setiap kali ada tawaran untuk mengikuti kejuaraan di berbagai level. Seperti ketika diminta mengikuti Asia Invitational Taekwon-Do Championship pada 3-4 Juni 2023.

Awalnya memang sempat ada kegamangan untuk berangkat ke lokasi kejuaraan di SRJK Shang Wu, Penang, Malaysia. Utamanya karena seluruh biaya harus ditanggung sendiri. Beruntung Dhein mendapat beberapa bantuan dari kampus untuk keperluan mengikuti kejuaraan tersebut. Akhirnya Dhein berangkat sebagai satu-satunya delegasi dari Indonesia.

Karena level kejuaraannya internasional, tantangan yang dihadapi mahasiswa semester lima itu tidak main-main. Dia harus bersaing dengan 850 peserta dari 10 negara di Asia. Mulai dari Malaysia, Indonesia, Singapura, Hong Kong, Bangladesh, India, Taiwan, Sri Lanka, Thailand, hingga Brunei Darussalam.

”Makanya saya tidak menyangka bisa meraih medali emas. Ini merupakan pencapaian terbesar saya selama ini,” tutur Dhein sambil sesekali memainkan medali emas di tangannya. Medali emas itu juga sempat membawa pikirannya kembali melayang ke cita-cita awal saat menekuni seni bela diri taekwondo. Yakni untuk mengejar impian menjadi prajurit TNI.

Sayang, Dhein selalu gagal setiap kali mengikuti seleksi masuk TNI. Total sudah enam kali dia mencoba mengikuti tes menjadi prajurit. Semuanya berakhir dengan kegagalan. Sampai akhirnya Dhein memutuskan untuk kuliah pada 2020. Kuliah itu dia jalani dengan penuh aktivitas. Bahkan dalam sehari bisa tiga hingga empat aktivitas sekaligus. Termasuk berlatih bela diri.

”Saya suka jadwal yang padat,” ucapnya sambil tersenyum. Saat ini Dhein juga sedang bersiap untuk mengikuti Porprov 2023 pada Agustus mendatang. Dia juga punya keinginan untuk bisa tampil pada kejuaraan dunia di Malaysia dan Korea akhir tahun nanti. ”Mudah-mudahan banyak dukungan untuk bisa mengikuti kejuaraan in ternasional,” tandas mahasiswa yang juga menyukai berbagai jenis seni, seperti kasidah, tari, hingga bermain beberapa alat musik itu. (*/fat)

Harvested from: radarmalang.jawapos.com/berita-terbaru/amp/811781670/derlin-julianto-peraih-medali-emas-kejuaraan-internasional-taekwondo
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: