SAMPAIKAN PESAN: Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMM Prof Dr Trisakti Handayani MM (kanan) memberikan amanah kepada calon guru untuk mampu beradaptasi di era globalisasi.
MALANG KOTA - Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyelenggarakan Diklat Wawasan Kebhinekaan Global pada Rabu (18/12).
Kegiatan itu bertujuan untuk membangun kesadaran akan keberagaman di era globalisasi.
Kemudian memberikan perspektif yang lebih luas kepada calon guru mengenai pentingnya memahami dan menghargai keragaman budaya.
AKTIF: Salah satu mahasiswa PPG FKIP UMM bertanya kepada pemateri.
Diklat diadakan di Hotel Grand Mercure Mirama Malang.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMM, Prof Dr Trisakti Handayani MM menjelaskan, sebagai calon guru, wajib memiliki wawasan global.
”Mahasiswa ini kan calon-calon guru yang harapannya 10 hingga 20 tahun mendatang akan mencetak para pemimpin-pemimpin bangsa. Jadi, mereka harus dibekali wawasan kebhinekaan global,” jelas Prof Trisakti.
APRESIASI: Mahasiswa PPG FKIP UMM mendapatkan doorprize karena menjadi peserta paling aktif selama diklat berlangsung
Di era globalisasi saat ini, informasi sudah tidak ada sekat.
Namun semua itu butuh penyaringan dengan katat.
Terutama peran guru yang harus memberikan contoh baik kepada siswa.
Peserta tidak hanya belajar teori tetapi juga diuji dalam kemampuan beradaptasi dan toleransi terhadap perbedaan.
”Alur pelaksanaan diklat terdiri dari beberapa tahap: mulai dari diri sendiri, aktivitas, refleksi, konsep, hingga aplikasi,” tegas Prof Trisakti.
Wakil Dekan II FKIP UMM Prof Dr Abdulkadir Rahardjanto MSi menambahkan, materi yang disampaikan pada kegiatan tahunan tersebut meliputi kebhinekaan global hingga diri sendiri.
Pada kesempatan itu, FKIP UMM juga mengundang budayawan dari Sumenep, Ibnu Hajar.
SOSOK: Budayawan asal Sumenep, Ibnu Hajar mengisi materi diklat
”Kegiatan ini memberikan wawasan bagi para mahasiswa PPG yang nantinya akan menjadi guru tentang posisi kita dalam percaturan dunia yang mana guru memerlukan spesifikasi tertentu untuk menjadi guru yang profesional,” ujar dia.
Teguh, seorang mahasiswa PPG FKIP UMM mengungkapkan, kegiatan ini memberikan wawasan kebhinekaan yang aplikatif siswa-siswi di sekolah.
KOMPAK: Para mahasiswa PPG FKIP UMM foto bersama setelah Diklat Wawasan Kebhinekaan Global pada Rabu (18/12).
”Diklat kebhinekaan global ini memberikan wawasan tentang karakter siswa-siswi di kelas yang berasal dari berbagai suku, agama hingga ras. Kebhinekaan ini membuat kita calon guru mengenali keberagaman dari siswa-siswi tersebut sehingga dapat menciptakan Pendidikan yang inklusi di kelas,” harap Teguh. (dje/ian/adn)