Cerita Mantan Napi Teroris Selesaikan Studi Doktor di UMM

Author : Humas | Wednesday, January 18, 2023 07:29 WIB | Republika Jogja -

Mantan narapidana teroris (Napiter), Ali Fauzi berhasil menyelesaikan sidang disertasi di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Selasa (17/1/2023). Foto: Mantan narapidana teroris (Napiter), Ali Fauzi berhasil menyelesaikan sidang disertasi di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Selasa (17/1/2023).

Dok. Humas UMM | Mantan narapidana teroris (Napiter), Ali Fauzi berhasil menyelesaikan sidang disertasi di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Selasa (17/1/2023). Foto Mantan narapidana teroris (Napiter), Ali Fauzi berhasil menyelesaikan sidang disertasi di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Selasa (17/1/2023).

Rep: Wilda Fizriyani Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG --  Mantan narapidana teroris (Napiter), Ali Fauzi berhasil menyelesaikan sidang disertasi di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Selasa (17/1/2023). Ali, yang mengambil jurusan doktoral pendidikan Islam, mengkaji terkait "Edukasi Moderasi Beragama Bagi Para Mantan Napiter" dalam tugas akhirnya.

Ali mengaku memang berfokus pada subjek eks napiter. Hal ini dimulai dari proses perekrutan, radikalisasi, hingga aksi berupa penembakan dan pengeboman. Ia menilai pemahaman Islam mereka pada teks yang tidak sesuai dengan konteks Indonesia telah menenggelamkan ke gerakan radikal fundamental yang berujung pada terorisme. 

"Namun kini para napiter telah menyadari kesalahan mereka yang telah melakukan tindakan merugikan pihak lain dan mengakhirinya,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Rabu (18/1/2023).

Menurut Ali, moderasi beragama membuat mereka membuka pikiran dan sadar. Hal ini terutama akan hak-hak orang lain yang berbeda pemahaman maupun agama di Indonesia. Pemaknaan Islam secara moderat dan humanis menenangkan batin bagi kehidupan mantan napiter.

Menariknya, Ali juga memiliki yayasan yang bernama Yayasan Lingkar Perdamaian. Yayasan ini bertujuan untuk membawa pulang mantan napiter ke NKRI, memberikan pembinaan di lapas, serta memberdayakan mereka melalui pelatihan life skill. Bahkan, juga memberikan bantuan pendidikan bagi anak-anaknya dan juga para janda yang ditinggal suaminya.

Adapun terkait UMM, ia menilai UMM merupakan universitas Islam yang memberikan kesejukan. Hal itu tak lepas dari paham Islam UMM yang berwawasan tamaddun, wasathiyah, dan moderat. Apalagi dengan sederet pendidik yang tidak hanya bagus dari sisi akademik, tetapi juga memberikan teladan dan menjadi teman diskusi yang apik.

Sementara itu, Direktur Program Pascasarjana UMM, Profesor Akhsanul In’am, mengapresiasi disertasi yang disusun oleh Ali Fauzi. Hal itu tidak lepas dari pembahasan terkait moderasi beragama. Baginya,  kajian tersebut sangat penting untuk dibahas serta dibagikan ke masyarakat.

In’am menyampaikan, UMM selalu memberi kesempatan bagi siapa pun untuk belajar dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik, tidak terkecuali mantan teroris seperti Ali Fauzi. Sebab, UMM dapat memberi wawasan yang luas dan pengetahuan sesungguhnya dalam beragama. "Seperti kata Ketua Umum PP Muhammadiyah, Pak Haidar Nasir, bahwa kita harus mengambil jalan tengah. Tidak terlalu ke kiri dan tidak terlalu ke kanan," jelasnya.

Selain Ali, sebelumnya ada mahasiswa non-Muslim dari Australia yang mengambil S3 di Pendidikan Agama Islam. Hal itu membuktikan tingkat inklusivitas UMM yang tinggi. Kondisi tersebut juga upaya Kampus Putih untuk menyiarkan masyarakat bahwa Islam yang diajarkan merupakan Islam yang menyejukkan. 

Harvested from: https://repjogja.republika.co.id/amp/rono0s291/cerita-mantan-napi-teroris-selesaikan-studi-doktor-di-umm
Shared:

Comment

Add New Comment


characters left

CAPTCHA Image


Shared: