Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan kegiatan sahur di Jodipan, Kota Malang.
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali langsungkan kegiatan kontributif nan unik. Kali ini, tim Kampus Putih menyambangi Kampung Jodipan bersama para mahasiswa asing dengan berbagai kegiatan.
Pada kegiatan tersebut, warga diajak ikut gerebek sahur, kajian, hingga live cooking oleh chef dari Rayz Hotel UMM pada 8 April 2023. Selain itu, anak-anak juga asyik mendengarkan dongen kisah nabi sebelum melaksanakan sahur bersama.
Kepala Humas UMM, M Isnaini menjelaskan, timnya memang tidak ingin mengadakan sahur bersama saja. Pihaknya harus mengusung konsep edukatif dan atraktif seperti mendatangkan chef hotel bintang empat untuk melakukan atraksi masak di depan para warga.
"Pun dengan gerebek sahur yang mengajak mahasiswa asing untuk turut merasakan kebiasaan Indonesia," kata pria disapa Krisna ini.
Jika kegiatan sahur bersama saja, kata dia, rasanya sudah banyak yang melakukannya. Sebab itu, harus ada nilai lebih yang diberikan kepada masyarakat. Hal ini terutama tentang bagaimana berbagi, menyemai kebersamaan, dan memperteguh rasa kemanusiaan.
Khusus untuk dongeng nabi, ia berharap anak-anak bisa lebih tahu dan familiar dengan kisah para utusan Allah SWT. Maka dari itu, cara penyampaian dan media yang ada juga berbeda agar lebih mudah dicerna oleh anak-anak.
Krisna mengatakan ada banyak acara yang sudah disiapkan timnya selama Ramadhan. Beberapa hari sebelumnya mereka juga sudah mengajak tukang becak, ojek online, hingga musafir untuk ikut barbeque di daerah Alun-alum Kota Malang.
Ia mengaku, ada banyak kegiatan unik sarat nilai lain yang segera direalisasikan dalam waktu dekat. Di sisi lain, Ketua RW setempat, Soniparin, mengapresiasi Kampus Putih UMM. Banyak warga yang antusias untuk ikut sahur bersama.
Menurut dia, UMM setiap tahun selalu datang untuk melakukan kegiatan. Menariknya, tiap tahun konsepnya selalu berbeda. "Dan ini adalah salah satu acara yang paling ditunggu-tunggu oleh warga kampung warna-warni.
Lewat kegiatan ini pula, rasa kemanusiaan juga sama-sama meningkat. Silaturahmi juga bisa tetap terjaga,” jelas dia. Selama ini, UMM memang sudah turut serta melakukan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di lokasi tersebut.
Bukan hanya dalam bentuk fisik, tapi juga dalam pengembangan keterampilan dan keahlian. Dengan begitu, warga bisa mengembangkan wisata kampung warna-warni yang diinisiasi oleh mahasiswa UMM itu.
Live cooking yang ada pada kesempatan ini juga menarik perhatian warga. Ada yang rela bangun pagi dini hari untuk melihat bagaimana chef memasak. Anak-anak juga turut bangun sebelum Subuh untuk ikut mendengarkan dongeng dan gerebek sahur bersama mahasiswa asing serta bule UMM.
Hal serupa juga disampaikan salah satu mahasiswa asing UMM yang ikut bergabung memberikan kontribusi, Dilshodbek. Ia sangat takjub dan senang bisa membangunkan sahur para warga dengan barang seadanya.
Ada yang membawa galon, kardus, dan berbagai alat lain untuk menciptakan suara. Satu kata yang muncul di kepala dia yakni unik. Para warga berkeliling bersama dengan membawa tabuh untuk membangunkan para tetangga. "Di negara saya tidak ada kultur seperti ini,” katanya.
Dilshodbek mengaku terkesan dan bersyukur mendapatkan pengalaman baru yang tidak akan ia lupakan. Hal itu juga yang membuatnya merasa bahwa para warga di Indonesia hidup rukun dan selalu saling membantu.