REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tim mahasiswa Fakultas Hukum Univesitas Muhammadiyah malang (UMM) sukses meraih juara tiga dalam kompetisi debat konstitusional tingkat nasional. Prestasi ini diraih pada pertengahan Februari lalu di Universitas Negeri Gorontalo.
Salah satu anggota tim, Saiful Risky, menilai prestasi ini tak lepas dari dukungan kampus UMM. Para dosen dan seniornya memberikan banyak masukan dan evaluasi.
Sehingga mereka akhirnya bisa tahu kekurangan dan memperbaiki dengan cepat. Apalagi ketiganya juga tergabung dalam LSO Komunitas Riset dan Debat FH UMM.
Menurut dia, capaian juara ini bukan jalan yang mudah. Sebelum turut serta bersaing di kompetisi nasional, tim harus bersaing di tingkat FH UMM.
"Mencari siapa yang paling cocok dan memiliki skill agar bisa mengharumkan nama UMM di kancah tersebut,” katanya.
Ada sederet topik yang dihadirkan kompetisi debat tersebut. Hal ini dimulai dari pembahasan terkait jabatan ketua umum partai politik dua periode, pelegalan pernikahan satu kantor, dan teman menarik lainnya.
Pembahasan ini menyebabkan tim harus banyak membaca dan menganalisis masalah-masalah yang disajikan. Meskipun harus melewati banyak kesulitan, mereka bersyukur bisa ikut bersaing di lomba debat itu.
Apalagi ada banyak kenalan baru, ilmu baru, wawasan dan pengalaman baru. Dengan begitu, mereka bisa meningkatkan kualitas diri.
Menurutnya, kompetisi debat bisa dijadikan tolak ukur kapasitas dan kapabilitas mahasiswa. Begitu pula dengan proses mengasah ilmu serta tingkat pemahamannya.
Kemudian bisa membandingkannya dengan keilmuan mahasiswa atau pemuda dari berbagai kampus se-Nusantara. Risky tidak sendiri, piala juara ketiga diraih bersama dengan dua sahabatnya yakni Cintya Mei Puspitasari dan Moh Riski Fadjar Romadhani.
Ia juga mengajak anak muda lain utuk berani berkompetisi. Menurut dia, hal-hal besar terjadi pada mereka yang tidak berhenti percaya, berusaha, belajar, dan bersyukur.
Orang yang jatuh dan bangkit lebih kuat dari orang yang tidak pernah mencoba. Oleh karena itu, mahasiswa sudah seharusnya untuk tidak perlu malu untuk mencoba.
"Mahasiswa harus berani maju agar bsia mengetahui seberapa jauh kapabilitasnya. Kalaupun bagus dan berhasil menjadi juara, itu adalah bonus yang luar biasa,” ujarnya.